Shadow

A Way Out : Ulasan Game Sejenis It Takes Two

Garudamuda.co.id – Game modern telah berkembang jauh dari sekadar mekanisme kompetisi atau aksi tunggal. Salah satu contoh paling inovatif dalam genre kooperatif adalah A Way Out, game yang dirancang khusus untuk dimainkan oleh dua orang.

Dirilis pada Maret 2018 oleh Hazelight Studios dan diterbitkan oleh Electronic Arts melalui program EA Originals, A Way Out segera mendapatkan perhatian dunia karena pendekatannya yang unik terhadap permainan kooperatif berbasis cerita.

Game ini bukan hanya tentang bermain bersama, tetapi tentang mengalami narasi sebagai dua individu yang terikat dalam satu tujuan—kabur dari penjara dan mengejar kehidupan yang lebih baik.

Berbeda dari kebanyakan game kooperatif yang seringkali membiarkan pemain bekerja secara paralel, A Way Out menuntut sinergi emosional dan fungsional dari kedua pemainnya. Dalam setiap adegan, mereka harus berkolaborasi, membuat keputusan, dan menavigasi dinamika hubungan antara dua tokoh utamanya—Leo dan Vincent. Melalui pendekatan ini, A Way Out bukan hanya menghibur, tetapi juga membuka jalan baru dalam genre naratif interaktif.

Latar Belakang dan Konsep Pengembangan

A Way Out adalah karya kedua dari sutradara game Swedia-Lebanon Josef Fares, yang sebelumnya sukses dengan game Brothers: A Tale of Two Sons. Setelah keberhasilan game pertamanya, Fares mendirikan Hazelight Studios dan memutuskan untuk mengeksplorasi lebih jauh tentang bagaimana narasi bisa disampaikan melalui kerja sama pemain. Visi utamanya adalah menciptakan game di mana dua pemain tidak hanya berbagi layar, tetapi berbagi kehidupan dan emosi karakter.

Salah satu prinsip utama dalam pengembangannya adalah “split-screen mandatory co-op”, yaitu mewajibkan dua orang untuk bermain secara simultan, baik secara lokal maupun online. Ini adalah keputusan desain yang berani karena sangat membatasi pasar game yang biasanya cenderung memberi opsi bermain solo.

Namun, keputusan ini menjadi kekuatan utama A Way Out, karena game ini menyatu secara naratif dan mekanis, menuntut komunikasi yang konstan dan pengambilan keputusan bersama.

Alur Cerita: Dari Penjara Menuju Kebebasan

Cerita dalam A Way Out mengikuti dua karakter utama: Leo Caruso, seorang narapidana yang keras kepala dan impulsif, dan Vincent Moretti, pria yang lebih tenang dan penuh perhitungan. Keduanya berada dalam penjara karena alasan berbeda, namun memiliki musuh bersama: Harvey, seorang mafia kejam yang mengkhianati mereka.

Plot berkembang dari proses perencanaan dan pelarian dari penjara menuju petualangan mereka di luar jeruji besi. Setelah berhasil melarikan diri, mereka harus mencuri kendaraan, menyelinap, bertarung, dan bahkan bertahan hidup dalam pengejaran polisi. Di sepanjang perjalanan, pemain melihat kilas balik kehidupan pribadi mereka, termasuk keluarga dan trauma masa lalu.

Puncaknya adalah pengkhianatan dan twist emosional yang mengubah dinamika hubungan keduanya secara drastis. Dalam babak akhir, terungkap bahwa salah satu dari mereka adalah agen yang menyamar, dan pemain harus saling bertarung, meski sebelumnya telah membangun ikatan yang kuat.

Ending ini memiliki dua versi, tergantung pada siapa yang menang dalam pertarungan akhir. Kedua akhir tersebut menyisakan kesedihan dan kontemplasi mendalam tentang kepercayaan, pengkhianatan, dan penebusan.

Gameplay: Kooperasi yang Bukan Sekadar Gimmick

Salah satu aspek paling unik dari A Way Out adalah bagaimana gameplay dirancang untuk mendorong komunikasi aktif dan kolaborasi nyata. Tidak seperti banyak game kooperatif di mana pemain melakukan hal serupa secara terpisah, dalam A Way Out, setiap pemain seringkali melakukan hal yang sangat berbeda di saat yang sama. Misalnya, satu karakter bisa sedang berbicara dengan penjaga, sementara yang lain mencuri kunci di latar belakang.

Game ini memadukan banyak genre dalam satu narasi: stealth, quick-time events, driving sequences, hingga mini-games seperti bermain basket, bermain gitar, atau bahkan main arcade. Semua ini disatukan dalam satu misi utama—melarikan diri dan bertahan.

Mekanisme split-screen tetap aktif sepanjang permainan, bahkan dalam sesi online. Hal ini memungkinkan pemain melihat apa yang dilakukan rekan mereka dan merespons secara real-time. Ini menciptakan rasa keterikatan emosional dan strategi yang dalam, karena satu keputusan dapat mempengaruhi keseluruhan progres.

Visual dan Presentasi Sinematik

Dari segi visual, A Way Out mungkin tidak bisa dibandingkan secara teknis dengan AAA game dari studio besar, tetapi pendekatan sinematiknya luar biasa. Game ini memanfaatkan berbagai teknik film seperti cut-scene interaktif, transisi kamera dinamis, dan sudut pandang split-screen yang kreatif. Semua ini menambah kesan bahwa pemain sedang bermain di dalam sebuah film interaktif.

Lingkungan yang ditampilkan—dari penjara suram, pedesaan Amerika yang sunyi, hingga kota-kota kecil yang penuh intrik—digambarkan dengan detail yang cukup mendalam untuk membangun suasana. Musik latar dan efek suara juga dirancang secara emosional, memperkuat nuansa ketegangan atau kehangatan, tergantung pada situasi.

Salah satu kekuatan terbesar dalam visual adalah bagaimana game ini menggabungkan narasi dan gameplay dalam transisi yang mulus, tanpa memisahkan kedua elemen itu. Ini membuat pengalaman bermain sangat imersif dan tidak terputus oleh cutscene yang terlalu panjang.

Karakterisasi: Dua Pribadi, Satu Tujuan

Leo dan Vincent bukanlah karakter biasa. Mereka memiliki latar belakang, motivasi, dan konflik batin yang sangat berbeda. Leo adalah tipe pria jalanan, keras, spontan, dan sering bertindak berdasarkan emosi. Sebaliknya, Vincent lebih rasional, pendiam, dan tampak seperti orang baik, namun menyimpan rahasia yang besar.

Pemain tidak hanya mengontrol tindakan mereka, tetapi juga merasakan emosi dan dilema moral yang mereka alami. Dalam banyak situasi, game memberikan opsi kepada pemain untuk memilih cara menyelesaikan masalah: pendekatan Leo yang agresif atau metode Vincent yang diplomatis.

Interaksi mereka bukan hanya alat untuk menyelesaikan misi, tetapi juga cermin bagaimana dua pribadi sangat berbeda bisa saling mempercayai dan bekerja sama. Pertumbuhan karakter selama permainan sangat terasa, terutama menjelang akhir ketika loyalitas dan rasa bersalah diuji. Penulisan dialog yang kuat dan akting suara yang ekspresif menjadikan perjalanan mereka sangat menyentuh.

Resepsi dan Pengaruh di Industri Game

A Way Out mendapat sambutan yang cukup positif dari kritikus dan gamer. Banyak yang memuji orisinalitasnya dan keberaniannya dalam merancang game yang mewajibkan dua pemain. Hal ini jarang dilakukan di industri yang didominasi oleh game single-player atau multiplayer kompetitif.

Game ini mendapatkan skor Metacritic sekitar 78/100 dan dinominasikan dalam berbagai penghargaan, termasuk untuk Best Narrative dan Best Game Direction. Bahkan dalam beberapa kategori indie, A Way Out dianggap sebagai tonggak penting dalam evolusi game naratif kooperatif.

Lebih dari sekadar angka, A Way Out menginspirasi banyak developer untuk lebih mengeksplorasi narasi emosional berbasis kolaborasi, sebuah pendekatan yang semakin populer di era di mana pengalaman sosial menjadi bagian penting dari hiburan digital.

Aspek Unik: One Purchase, Two Players

Salah satu strategi cerdas dari Hazelight adalah fitur “Friend Pass”, yang memungkinkan pemain membeli satu kopi game dan mengundang teman bermain secara gratis secara online. Ini bukan hanya strategi pemasaran, tapi juga bentuk dukungan terhadap visi bahwa game ini adalah tentang koneksi antar pemain, bukan sekadar produk digital yang dijual per unit.

Fitur ini sangat dihargai komunitas karena mendorong orang untuk bermain bersama, bukan sendirian. Ini juga menunjukkan bahwa A Way Out lebih dari sekadar game; ia adalah pengalaman bersama yang bersifat naratif, emosional, dan interaktif.

Kontroversi dan Kritik

Meski banyak dipuji, A Way Out tidak lepas dari kritik. Beberapa pemain mengeluhkan bahwa mekanisme permainan terlalu linier dan minim tantangan. Pilihan yang diberikan juga dianggap tidak berdampak besar pada alur cerita secara keseluruhan. Hal ini memang benar dalam konteks gameplay, karena fokus utama game ini bukan pada eksplorasi bebas, tetapi pada pengembangan narasi terpadu.

Selain itu, durasi permainan yang relatif singkat—sekitar 6 hingga 8 jam—membuat beberapa pemain merasa kurang puas. Namun, bagi banyak gamer, kualitas pengalaman jauh lebih penting daripada kuantitas jam bermain.

Warisan A Way Out di Dunia Game

A Way Out bukan hanya game, melainkan pernyataan. Ia membuktikan bahwa kisah yang kuat bisa lebih menyentuh ketika dibagi bersama orang lain, bahwa pengalaman kooperatif tidak selalu harus kompetitif atau kasual, tetapi bisa emosional dan sinematik. Dengan menggabungkan gameplay inovatif, narasi emosional, dan mekanisme dua pemain yang integral, game ini berhasil membuka jalur baru dalam genre game interaktif.

Josef Fares dan Hazelight Studios sekali lagi membuktikan bahwa semangat eksperimentasi dan keberanian untuk melawan arus industri bisa menghasilkan mahakarya yang tak terlupakan. Kesuksesan A Way Out bahkan menjadi dasar bagi game berikutnya dari Hazelight, yaitu It Takes Two, yang juga memanfaatkan kooperasi sebagai tulang punggung cerita.

Dalam era di mana kebanyakan game berlomba dalam grafik atau dunia terbuka, A Way Out memilih jalur yang lebih intim, lebih personal, dan lebih kolaboratif. Dan dalam prosesnya, ia tidak hanya menjadi salah satu game paling unik dalam satu dekade terakhir, tetapi juga simbol bahwa kisah yang baik akan selalu lebih bermakna ketika dibagikan.