Shadow

Daftar Alternatif Game yang Mirip dengan GTA

Garudamuda.co.id – Sejak debutnya di akhir 1990-an, seri Grand Theft Auto (GTA) telah mendominasi genre open-world dengan kombinasi gameplay kriminal, narasi kompleks, dan kebebasan bereksplorasi yang nyaris tanpa batas.

Popularitas GTA, khususnya GTA V, menjadikan game ini sebagai patokan utama untuk game dengan gaya sandbox bertema dunia kriminal. Namun, meskipun GTA tetap menjadi raja dalam genre ini, banyak developer lain yang mencoba menciptakan pengalaman serupa—beberapa dengan sukses besar, lainnya dengan inovasi unik yang bahkan melampaui GTA di beberapa aspek.

Artikel ini akan membahas secara mendalam game-game yang dianggap “mirip GTA”, baik dari segi gameplay, dunia terbuka, maupun tema kriminalnya.

Saints Row: Kacau, Gila, dan Penuh Gimmick

Salah satu pesaing terbesar GTA dalam dua dekade terakhir adalah seri Saints Row. Awalnya, Saints Row (2006) mencoba meniru GTA San Andreas dengan pendekatan realistis, tetapi pada sekuelnya, seri ini mulai menonjolkan keunikannya sendiri.

Saints Row 2 hingga Saints Row IV menampilkan dunia penuh kekacauan, kekonyolan, dan senjata-senjata tidak masuk akal. Pemain bisa melompat seperti superhero, mengendarai UFO, bahkan menjadi presiden AS dalam narasi yang semakin absurd. Meskipun tidak memiliki kedalaman naratif sekuat GTA, Saints Row berhasil membangun identitasnya sendiri sebagai game sandbox yang fokus pada kebebasan tanpa aturan logika.

Saints Row juga dikenal karena fitur kustomisasi karakter yang sangat dalam, serta humor satir yang menyerang budaya pop, politik, dan game itu sendiri. Dalam aspek ini, banyak pemain yang justru menyukai kebebasan penuh dan pendekatan ringan dari Saints Row dibanding GTA yang kadang terlalu serius atau membatasi pemain dalam misi tertentu.

Sleeping Dogs: Dunia Kejahatan Asia Timur

Salah satu game yang sering disebut sebagai “GTA versi Asia” adalah Sleeping Dogs. Game ini dirilis pada tahun 2012 oleh United Front Games dan Square Enix. Berbeda dari GTA yang berfokus pada penjahat murni, Sleeping Dogs mengisahkan Wei Shen, seorang polisi yang menyamar dalam dunia Triad di Hong Kong. Game ini berhasil menyajikan atmosfer oriental yang autentik, dengan pemandangan kota neon, pasar jalanan, dan budaya Tiongkok yang kental.

Gameplay-nya menonjol dalam pertarungan tangan kosong, sesuatu yang tidak terlalu diutamakan dalam GTA. Sistem combat ala kung fu di Sleeping Dogs sangat memuaskan, dengan animasi dinamis dan berbagai kombinasi serangan. Ditambah lagi, sistem berkendara yang tajam dan narasi emosional membuat Sleeping Dogs menjadi pengalaman yang memikat. Meskipun hanya satu game tanpa sekuel, Sleeping Dogs dianggap sebagai salah satu game open-world terbaik yang tidak mendapatkan apresiasi sepadan.

Watch Dogs: Dunia Hacker dan Sistem Terintegrasi

Jika GTA membawa pemain ke dunia kriminal jalanan, maka Watch Dogs menawarkan pendekatan berbeda: dunia kriminal siber. Dirilis oleh Ubisoft, Watch Dogs mengangkat tema hacking dan pengawasan digital dalam lanskap kota modern. Pemain berperan sebagai Aiden Pearce dan kemudian Marcus Holloway, dua karakter yang bisa membobol sistem kota, mencuri data, hingga mengontrol lalu lintas hanya dengan smartphone.

Walau gaya permainannya masih mengusung kebebasan GTA-style (berkendara, menembak, eksplorasi kota), Watch Dogs menambahkan elemen teknologi yang kompleks. Dengan hacking sebagai senjata utama, pemain bisa menyelesaikan misi dengan berbagai cara non-konvensional.

Dunia dalam Watch Dogs 2, khususnya kota San Francisco, juga sangat hidup dan penuh detail, membuat eksplorasi menjadi menyenangkan. Meskipun seri ini tidak mencapai kesuksesan sebesar GTA, Watch Dogs tetap menjadi alternatif kuat dengan ide unik yang relevan dengan dunia digital modern.

Mafia Series: Fokus pada Narasi dan Atmosfer Era Klasik

Seri Mafia dari 2K Games juga kerap dibandingkan dengan GTA karena mengusung konsep dunia terbuka bertema kriminal. Namun, perbedaan utama Mafia terletak pada fokus kuat terhadap narasi dan atmosfer historis. Mafia: Definitive Edition membawa pemain ke tahun 1930-an, lengkap dengan mobil klasik, arsitektur retro, dan gaya hidup mafia Italia-Amerika yang kental.

Mafia II mungkin yang paling populer, menampilkan kisah tragis Vito Scaletta dalam dunia kejahatan pasca-Perang Dunia II. Tidak seperti GTA yang memungkinkan pemain “main-main” di dunia terbuka, Mafia lebih linear dan terkontrol. Namun itulah kekuatannya—narasi yang mendalam, voice acting berkualitas, dan dunia yang terasa nyata menjadikan seri Mafia sebagai game kriminal sinematik yang tak kalah dari GTA dalam kualitas storytelling.

Just Cause: Ledakan Tanpa Batas dan Kebebasan Ekstrem

Jika GTA menawarkan kebebasan dalam konteks kriminal perkotaan, maka Just Cause membawa kebebasan itu ke level ekstrem di wilayah tropis fiktif. Dalam game ini, pemain berperan sebagai Rico Rodriguez, agen rahasia yang melakukan sabotase dan pemberontakan terhadap diktator. Just Cause terkenal karena mekanisme grappling hook, wingsuit, dan kemampuan merusak lingkungan secara besar-besaran.

Dunia terbuka dalam Just Cause 3 dan Just Cause 4 sangat luas, dengan berbagai kendaraan, senjata, dan cara unik untuk menghancurkan markas musuh. Meskipun ceritanya tidak terlalu dalam dan terkadang repetitif, gameplay sandbox-nya memberikan sensasi kekacauan yang menyenangkan, mirip seperti GTA namun lebih ke arah “Hollywood action movie” yang penuh ledakan dan aksi tak masuk akal.

Red Dead Redemption: GTA di Era Koboi

Game Red Dead Redemption, khususnya Red Dead Redemption 2, adalah contoh bagaimana Rockstar Games menerapkan filosofi GTA dalam latar yang sangat berbeda—zaman koboi. Walaupun berlatar tahun 1899, game ini tetap menawarkan dunia terbuka yang bebas dieksplorasi, kejahatan, perampokan, dan misi yang beragam seperti dalam GTA.

Namun, RDR2 jauh lebih lambat dalam tempo permainan, dengan fokus kuat pada detail dunia dan hubungan antar karakter. Cerita Arthur Morgan dan geng Van der Linde menjadi salah satu narasi game terbaik sepanjang masa. Meskipun berbeda zaman, RDR2 dan GTA berbagi DNA gameplay dan struktur, dan banyak penggemar GTA menganggap RDR2 sebagai “GTA versi barat liar”.

Yakuza Series: Dunia Kriminal Jepang dengan Rasa Cinematic

Seri Yakuza (atau Like a Dragon dalam iterasi terbaru) juga sering dianggap sebagai alternatif GTA dari Jepang. Meskipun bukan open-world dalam arti luas, game ini menawarkan kota yang padat detail dan penuh aktivitas, seperti Kamurocho (versi fiksi dari Kabukicho, Tokyo).

Pemain menjelajahi dunia kriminal Jepang sebagai Kazuma Kiryu atau Ichiban Kasuga, menjalani kisah penuh drama, pertarungan brutal, dan aktivitas sampingan yang aneh namun seru seperti karaoke, tinju ayam, hingga arcade klasik.

Berbeda dari GTA, Yakuza sangat fokus pada pertarungan tangan kosong dan narasi sinematik yang seperti drama televisi Jepang. Humor absurd bercampur dengan cerita serius menciptakan keseimbangan unik yang hanya bisa ditemukan dalam game ini. Meskipun tidak sepopuler GTA di Barat, seri ini memiliki fanbase kuat dan konsisten.

Cyberpunk 2077: Dunia Kriminal Futuristik dengan Kebebasan RPG

Ketika CD Projekt Red merilis Cyberpunk 2077, banyak yang menyebut game ini sebagai GTA versi cyberpunk. Dengan latar kota futuristik Night City, pemain bisa mengemudi, berkeliling, melakukan kejahatan, dan menjalankan misi yang beragam. Namun, perbedaan utama terletak pada pendekatan RPG mendalam. Pemain membangun karakter mereka, memilih gaya permainan (stealth, netrunner, brute force), dan menentukan nasib cerita melalui pilihan dialog.

Meskipun rilis awalnya penuh masalah teknis, Cyberpunk 2077 perlahan memperbaiki reputasinya dan kini menjadi pengalaman open-world yang matang dan luas. Dunia digitalnya yang neon, distopia korporat, dan kekacauan kota menghadirkan rasa yang mirip GTA namun dengan nuansa sci-fi yang lebih kental.

GTA Clone Gagal: Ketika Meniru Tak Cukup

Tidak semua game yang mencoba meniru GTA berhasil. Ada banyak game yang dianggap sebagai GTA clone yang gagal, seperti True Crime: Streets of LA, Wheelman, atau APB: Reloaded. Beberapa memiliki ide menarik namun eksekusi buruk. Hal ini membuktikan bahwa untuk menciptakan game seperti GTA, tidak cukup hanya meniru fitur permukaannya. Diperlukan keseimbangan antara narasi, dunia hidup, gameplay variatif, dan sistem yang solid.

GTA bukan hanya tentang kebebasan; ia adalah tentang bagaimana semua elemen dalam game saling terhubung dan terasa alami. Inilah yang sering gagal dicapai oleh banyak tiruan.

Kesimpulan: Dunia Kriminal Digital yang Semakin Luas

Meski Grand Theft Auto tetap berada di puncak genre open-world bertema kriminal, banyak game lain yang berhasil menawarkan pengalaman serupa dengan pendekatan unik mereka sendiri. Baik itu melalui kekonyolan Saints Row, atmosfer oriental Sleeping Dogs, dunia digital Watch Dogs, atau narasi klasik Mafia, semua game ini membuktikan bahwa semangat GTA bisa diinterpretasikan dengan berbagai cara.

Bagi penggemar kebebasan, aksi, dan dunia yang penuh konsekuensi, deretan game ini menjadi bukti bahwa GTA bukan satu-satunya pilihan. Justru, keragaman inilah yang memperkaya lanskap gaming modern, di mana pemain bisa memilih petualangan kriminal versi mereka sendiri—baik sebagai koboi, hacker, anggota Triad, atau bahkan agen rahasia dengan grappling hook.