
Garudamuda.co.id – Alam semesta Dune: Awakening ciptaan Frank Herbert adalah sebuah mahakarya sastra fiksi ilmiah yang telah memikat imajinasi pembaca selama beberapa dekade. Dengan lanskap politiknya yang rumit, ekologinya yang brutal, dan kekayaan budayanya yang mendalam, planet gurun Arrakis menjadi salah satu latar paling ikonik yang pernah diciptakan.
Kini, pengembang Funcom, yang dikenal melalui game survival populer Conan Exiles, mengambil tantangan monumental untuk menerjemahkan dunia yang kejam dan penuh intrik ini ke dalam sebuah format Open-World Survival Massively Multiplayer Online (MMO) melalui Dune: Awakening.
Berdasarkan serangkaian presentasi, trailer, dan informasi yang telah diungkap hingga pertengahan tahun 2025, game ini tidak hanya menjanjikan sebuah petualangan, tetapi sebuah simulasi kehidupan di planet paling berbahaya di alam semesta.
Dune: Awakening berambisi untuk menjadi lebih dari sekadar game; ia bertujuan untuk menjadi perwujudan fantasi Dune yang paling otentik dan imersif hingga saat ini, di mana pemain harus berjuang bukan hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk meraih kekuasaan.
Bertahan Hidup di Arrakis: Lebih dari Sekadar Pasir dan Matahari
Pilar fundamental dari Dune: Awakening adalah mekanisme survival yang brutal, sebuah evolusi dari sistem yang telah disempurnakan Funcom dalam Conan Exiles. Namun, di Arrakis, tantangannya ditingkatkan ke level yang sama sekali baru dan sangat terikat dengan lore aslinya.
Elemen paling krusial bukanlah makanan atau tempat berteduh, melainkan air. Konsep “disiplin air” menjadi inti dari setiap tindakan pemain. Setiap karakter dilengkapi dengan stillsuit, sebuah pakaian ikonik yang mendaur ulang cairan tubuh.
Pemain harus terus-menerus memelihara dan mengelola stillsuit mereka, karena tanpa itu, kematian akibat dehidrasi di bawah dua matahari Arrakis akan datang dengan cepat. Mencari sumber air, sekecil apa pun, menjadi prioritas utama bagi para pemula.
Selain ancaman dehidrasi, lingkungan Arrakis itu sendiri adalah musuh yang tak kenal lelah. Panas yang menyengat memaksa pemain untuk mencari perlindungan di siang hari, sementara badai Coriolis raksasa secara berkala menyapu seluruh lanskap.
Badai ini bukan sekadar efek visual; ia adalah mekanik inti yang secara dinamis mengubah dunia. Badai akan menghapus jejak, merusak bangunan yang tidak diperkuat, dan yang terpenting, membuka area baru yang kaya akan sumber daya serta mengungkap rahasia kuno yang tersembunyi di bawah pasir.
Tentu saja, tidak ada diskusi tentang Arrakis yang lengkap tanpa menyebut Shai-Hulud, cacing pasir raksasa. Getaran ritmis di permukaan gurun akan menarik perhatian makhluk kolosal ini.
Pemain harus belajar berjalan dengan tidak berirama atau menggunakan thumper untuk mengalihkan perhatian mereka, jika tidak ingin ditelan utuh. Mekanisme ini memaksa pemain untuk selalu waspada dan sadar akan lingkungan sekitar, menciptakan pengalaman survival yang otentik dan menegangkan.
Dari Pemulung Menjadi Penguasa: Pembangunan Basis dan Ekonomi Rempah
Setelah menguasai dasar-dasar bertahan hidup, pemain dapat mulai membangun pijakan mereka di Arrakis. Sistem pembangunan di Dune: Awakening memungkinkan kebebasan berkreasi yang luas, mulai dari mendirikan tempat perlindungan sementara dari pasir hingga membangun benteng permanen yang kokoh dan mampu menahan badai Coriolis serta serangan pemain lain.
Pemain dapat mempelajari berbagai cetak biru (blueprint), dari arsitektur Atreides yang fungsional hingga desain Harkonnen yang brutalistik, untuk mempersonalisasi basis mereka. Namun, tujuan utama dari semua ini adalah untuk berpartisipasi dalam pendorong ekonomi dan konflik terbesar di alam semesta: perburuan rempah (spice).
Rempah Melange adalah segalanya di Arrakis. Ia adalah mata uang, kunci untuk perjalanan antariksa, dan sumber kekuatan politik. Alur permainan inti akan berputar di sekitar siklus eksploitasi rempah.
Pemain harus memberanikan diri ke gurun dalam untuk menemukan ladang rempah, mengerahkan mesin pemanen (harvester), dan kemudian mempertahankannya dari serangan pemain saingan dan cacing pasir yang tak terhindarkan.
Keberhasilan memanen rempah dan menjualnya di pasar global yang dikendalikan oleh korporasi CHOAM (Combine Honnete Ober Advancer Mercantiles) adalah jalan menuju kekayaan dan pengaruh.
Ekonomi yang digerakkan oleh pemain ini menciptakan dinamika risiko dan imbalan yang konstan, mendorong terjadinya aliansi, pengkhianatan, dan pertempuran skala besar untuk menguasai sumber daya paling berharga di alam semesta.
Politik, Kekuasaan, dan Intrik: Menavigasi Lanskap Sosial Landsraad
Apa yang benar-benar membedakan Dune: Awakening dari game survival lainnya adalah lapisan MMO dan intrik politiknya. Pemain tidak ada dalam ruang hampa; mereka adalah bagian dari struktur kekuasaan feodal Imperium yang dikendalikan oleh Kaisar Padishah dan dewan agung Landsraad.
Di Arrakis, pemain akan berinteraksi dan dapat menyelaraskan diri dengan kekuatan-kekuatan besar yang bersaing, terutama House Atreides dan House Harkonnen. Memilih afiliasi akan memberikan akses ke teknologi, perlengkapan, dan jalur misi yang unik, tetapi juga akan menempatkan pemain dalam konflik abadi antara kedua faksi tersebut.
Lebih dari sekadar memilih pihak, game ini menjanjikan sistem politik yang mendalam di mana guild pemain yang kuat dapat memberikan pengaruh nyata pada server. Guild-guild ini dapat bersaing untuk mendapatkan pengakuan dari Landsraad, memberikan suara pada kebijakan penting yang memengaruhi seluruh pemain, dan bahkan terlibat dalam perang pembunuhan (War of Assassins) yang diatur oleh aturan-aturan kuno.
Intrik adalah senjata yang sama kuatnya dengan lasgun. Pemain dapat menggunakan spionase, sabotase, dan manuver politik untuk melemahkan saingan mereka. Lapisan sosial ini mengubah tujuan akhir permainan dari sekadar bertahan hidup menjadi dominasi politik, sebuah cerminan sempurna dari esensi novel Dune.
Pertempuran Ikonik: Perisai Holtzman, Crysknife, dan Kendaraan Perang
Sistem pertarungan di Dune: Awakening dirancang untuk menangkap dinamika unik dari lore Dune. Penggunaan perisai energi Holtzman secara fundamental membentuk cara pertempuran berlangsung.
Perisai ini mampu menghentikan proyektil yang bergerak cepat, membuat senjata api jarak jauh menjadi kurang efektif. Namun, perisai ini rentan terhadap serangan yang bergerak lambat, seperti tusukan pisau.
Hal ini menciptakan meta pertempuran “perisai dan pisau” yang ikonik, di mana pertarungan jarak dekat menjadi sangat penting dan mematikan. Pemain harus menguasai waktu dan posisi untuk menembus pertahanan lawan. Senjata legendaris seperti Crysknife milik Fremen juga akan hadir, menambah lapisan prestise dan kekuatan dalam pertempuran.
Pertempuran tidak hanya terjadi di darat antar individu. Kendaraan memainkan peran krusial dalam pertempuran skala besar. Pemain dapat mengemudikan berbagai kendaraan ikonik, mulai dari ornithopter yang gesit untuk pengintaian dan dukungan udara, hingga sandcrawler raksasa yang berfungsi sebagai basis bergerak atau benteng pemanenan.
Pertempuran besar untuk menguasai ladang rempah akan menjadi tontonan perang gabungan (combined arms), di mana pasukan darat, kendaraan lapis baja, dan kekuatan udara harus berkoordinasi untuk meraih kemenangan, menjanjikan pengalaman PvP yang epik dan strategis.
Kesimpulan: Sebuah Janji Fantasi Dune yang Terpenuhi?
Dune: Awakening adalah proyek paling ambisius dari Funcom hingga saat ini, sebuah upaya untuk memadukan kedalaman dan kebebasan game survival dengan skala dan kompleksitas sosial dari sebuah MMO, semuanya dibalut dalam salah satu semesta fiksi ilmiah yang paling dihormati.
Berdasarkan semua yang telah terungkap, game ini menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang materi sumbernya. Ini bukan sekadar game yang menggunakan Dune sebagai latar; ini adalah game yang berusaha mensimulasikan perjuangan inti dari Dune—perjuangan untuk air, untuk rempah, untuk kekuasaan, dan pada akhirnya, untuk bertahan hidup.
Meskipun kesuksesan akhirnya akan ditentukan pada saat peluncurannya, janji yang ditawarkan sangatlah besar. Jika Funcom berhasil mewujudkan visinya, Dune: Awakening tidak hanya akan menjadi game yang hebat, tetapi juga berpotensi menjadi platform definitif bagi siapa pun yang pernah bermimpi untuk menjejakkan kaki di pasir Arrakis dan mengukir takdir mereka sendiri.