
Garudamuda.co.id – Sejak kemunculannya pertama kali pada tahun 1997, Grand Theft Auto (GTA) telah menjadi tolok ukur dalam genre game open-world bertema kriminal. Seri ini, yang dikembangkan oleh Rockstar Games, dikenal karena kebebasan bermainnya, dunia luas yang hidup, serta narasi yang mendalam mengenai dunia kejahatan, korupsi, dan masyarakat urban.
Kesuksesan GTA, terutama seri seperti GTA: San Andreas, GTA IV, dan GTA V, telah mendorong banyak developer game lain untuk menciptakan game sejenis—baik sebagai bentuk penghormatan maupun pesaing langsung.
Dalam esai ini, kita akan menelusuri berbagai game yang mengusung konsep Game Open-World mirip GTA: Game Open-World, aksi bebas, narasi gelap, dan kesempatan bagi pemain untuk menjelajahi sisi kriminal kehidupan dalam simulasi video game.
Saints Row: Pendekatan Gila dan Satir Game Open-World
Jika ada satu franchise yang paling sering disebut sebagai “klon GTA”, maka Saints Row adalah kandidat utamanya. Game ini pertama kali dirilis oleh Volition pada tahun 2006 untuk Xbox 360 dan sejak itu berkembang menjadi seri yang sangat unik dengan identitas sendiri. Awalnya, Saints Row sangat mirip GTA dalam hal gameplay: pemain menjelajahi kota terbuka, bergabung dengan geng, menyelesaikan misi kriminal, dan membangun kekuasaan.
Namun, mulai dari Saints Row: The Third (2011), seri ini mengambil pendekatan berbeda: gila, penuh humor, dan tidak masuk akal. Pemain bisa menggunakan senjata aneh, melompat dari pesawat, bahkan memiliki kekuatan super di Saints Row IV. Meski gaya dan nada naratifnya jauh dari serius, game ini tetap mempertahankan esensi kebebasan yang menjadi daya tarik GTA.
“Kami tahu bahwa kami tidak bisa menyaingi keseriusan narasi GTA, jadi kami memilih untuk membuat hal-hal yang lebih tidak masuk akal,” ujar Dan Sutton, developer dari Volition.
Saints Row, dengan segala kegilaannya, tetap menjadi pilihan utama bagi gamer yang menyukai kebebasan total dengan nuansa yang lebih ringan.
Sleeping Dogs: GTA dengan Sentuhan Hong Kong Action Cinema
Dirilis pada 2012 oleh United Front Games dan Square Enix, Sleeping Dogs membawa formula GTA ke arah yang lebih sinematik dan eksotis. Berlatar di kota fiksi Hong Kong, pemain berperan sebagai Wei Shen, seorang polisi yang menyamar untuk menyusup ke dunia kriminal Triad.
Sleeping Dogs menarik karena berhasil memadukan elemen open-world ala GTA dengan seni bela diri khas film Hong Kong. Pertarungan tangan kosong menjadi elemen utama gameplay, lengkap dengan gerakan brutal dan interaksi lingkungan seperti membanting musuh ke kipas angin atau meja makan.
Selain itu, cerita Sleeping Dogs juga lebih personal dan emosional. Wei Shen harus menghadapi dilema moral antara loyalitas kepada hukum dan keterikatan dengan geng yang mulai ia anggap sebagai keluarga. Kombinasi setting unik, gameplay dinamis, dan cerita penuh konflik membuat Sleeping Dogs menjadi salah satu game terbaik sejenis GTA yang patut dikenang.
Watch Dogs: Game Open-World Modern dengan Fokus Hacking
Ubisoft memperkenalkan Watch Dogs sebagai franchise baru pada tahun 2014. Game ini menawarkan pengalaman open-world seperti GTA, tetapi dengan satu elemen pembeda utama: hacking. Berlatar di kota Chicago versi fiktif, pemain mengendalikan Aiden Pearce, seorang hacker vigilante yang membalas dendam atas kematian keponakannya.
Watch Dogs menyajikan gameplay yang memungkinkan pemain untuk mengendalikan lingkungan kota melalui perangkat digital. Kamera pengawas, lampu lalu lintas, jembatan, bahkan rekening bank warga kota bisa dimanipulasi. Elemen ini memberikan rasa kontrol dan kekuatan yang unik, membedakannya dari game open-world lain.
Meskipun awalnya menuai kritik karena downgrade grafis dari trailer awalnya, Watch Dogs tetap berhasil membangun komunitas penggemar dan melahirkan sekuel seperti Watch Dogs 2 dan Watch Dogs: Legion. Seri ini menempatkan teknologi dan kontrol digital sebagai alat utama dalam dunia kejahatan, sebuah sentuhan modern dalam genre yang biasa bergantung pada kekerasan fisik.
Mafia Series: Drama Kriminal Bergaya Film Klasik
Berbeda dari game sejenis GTA yang cenderung membebaskan pemain untuk berbuat apa saja, seri Mafia fokus pada narasi yang lebih ketat dan atmosfer era tertentu. Game pertama Mafia: The City of Lost Heaven (2002) menempatkan pemain dalam sepatu Tommy Angelo, seorang sopir taksi yang terjebak dalam dunia kejahatan keluarga mafia di tahun 1930-an.
Yang membuat Mafia unik adalah pendekatan sinematik dan suasana zaman yang otentik. Musik jazz, mobil klasik, serta dialog bergaya film noir menjadikan Game Open-World ini sebagai pengalaman yang lebih seperti menyaksikan film gangster klasik daripada sekadar berpetualang bebas.
Mafia II melanjutkan tradisi ini dengan setting pasca-perang Amerika, sementara Mafia III membawa pemain ke tahun 1968 dengan latar New Bordeaux (versi fiksi New Orleans). Game ini menyoroti isu-isu seperti rasisme, veteran perang, dan pembalasan dendam dalam narasi yang sangat gelap.
“Kami ingin membuat game yang bukan sekadar ‘open world’, tapi juga membawa emosi dan realisme dalam kehidupan kriminal,” ujar Haden Blackman, sutradara kreatif Mafia III.
Yakuza Series: Dunia Bawah Jepang yang Kaya Cerita
Sega menawarkan pendekatan yang sangat berbeda dalam Yakuza (atau Ryū ga Gotoku di Jepang). Meski game ini tidak benar-benar open-world dalam skala besar seperti GTA, ia menawarkan kebebasan menjelajahi distrik kota Tokyo fiktif dengan cerita mendalam, pertarungan brutal, dan misi sampingan absurd.
Pemain mengendalikan Kazuma Kiryu, anggota yakuza legendaris, dalam berbagai konflik mafia Jepang. Game ini menyeimbangkan antara cerita berat, seperti pengkhianatan dan politik kriminal, dengan momen ringan seperti karaoke, bermain pachinko, dan mengelola klub malam.
Meskipun tidak menawarkan kendaraan bebas seperti GTA, dunia dalam Yakuza sangat hidup. Interaksi dengan warga, mini-game, hingga pertempuran tangan kosong yang intens menjadikan pengalaman bermainnya sangat mendalam dan menyenangkan.
Just Cause Series: Kekacauan Open-World tanpa Batas
Jika GTA menawarkan kekacauan dalam batas realistis, maka Just Cause menghapus batas itu sepenuhnya. Seri ini, dikembangkan oleh Avalanche Studios, menempatkan pemain sebagai Rico Rodriguez, seorang agen pemberontak yang melawan rezim diktator.
Game Open-World ini terkenal karena skala dunia yang sangat luas dan kebebasan menghancurkan lingkungan. Pemain bisa menggunakan grappling hook, parasut, dan wingsuit untuk menjelajah, serta menghancurkan segala fasilitas musuh mulai dari pangkalan militer hingga jembatan.
Misi utama Just Cause bukan sekadar cerita, tapi juga penciptaan kekacauan yang spektakuler. Seri ini sangat disukai oleh pemain yang menginginkan aksi bebas, eksplosif, dan tidak terlalu memusingkan narasi.
True Crime Series: Pendekatan Polisi dan Penjahat di Dunia Terbuka
Sebelum Sleeping Dogs, ada True Crime: Streets of LA dan True Crime: New York City, dua game yang mencoba menyaingi GTA dengan elemen tambahan berupa sudut pandang polisi. Dalam game ini, pemain memerankan polisi yang bisa memilih menjadi benar atau korup.
Gameplay-nya mirip GTA, dengan kejar-kejaran mobil, tembak-menembak, dan sistem misi sampingan. Namun, keputusan moral pemain akan memengaruhi jalannya cerita dan reputasi karakter.
Meski tidak sepopuler GTA, True Crime sempat menjadi game alternatif yang disukai pada era PS2, terutama karena menawarkan pengalaman “penegak hukum” dalam dunia yang mirip GTA.
Red Dead Redemption: GTA di Era Koboi
Dikembangkan oleh Rockstar juga, Red Dead Redemption dan sekuelnya sering disebut sebagai “GTA versi koboi.” Game ini menggunakan formula open-world dengan kebebasan tinggi, cerita mendalam, dan sistem moral yang kompleks.
Pemain menjelajahi dunia Amerika era Wild West, lengkap dengan perampokan kereta, duel senjata, hingga menjinakkan kuda. Elemen kehidupan seperti berburu, berinteraksi dengan penduduk, hingga menentukan nasib karakter lain membuat game ini sangat hidup.
Red Dead Redemption menawarkan kedalaman narasi dan atmosfer yang luar biasa. Bahkan, Red Dead Redemption 2 dianggap sebagai salah satu game dengan storytelling terbaik sepanjang masa.
Cyberpunk 2077: Dunia Kriminal di Masa Depan
Meskipun awal rilisnya penuh kontroversi karena banyak bug, Cyberpunk 2077 akhirnya membuktikan diri sebagai game open-world masa depan dengan kedalaman luar biasa. Berlatar di Night City, game ini menggabungkan elemen GTA dengan RPG, teknologi futuristik, dan cerita kompleks.
Pemain mengendalikan V, seorang mercenary yang bisa memilih berbagai alur cerita dan membangun reputasi di dunia bawah tanah futuristik. Seperti GTA, pemain bisa berkendara, menyelesaikan misi sampingan, dan berinteraksi dengan warga kota.
Cyberpunk menawarkan pendekatan berbeda dengan dunia yang lebih gelap, lebih dewasa, dan penuh teknologi canggih. Dalam banyak aspek, ini adalah GTA versi masa depan.
Kesimpulan: GTA sebagai Genre Game Open-World
GTA telah berevolusi dari sekadar game menjadi genre Game Open-World tersendiri: dunia terbuka bertema kriminal yang memberi pemain kebebasan bereksperimen. Game-game seperti Saints Row, Sleeping Dogs, Watch Dogs, Mafia, Yakuza, Just Cause, dan Red Dead Redemption masing-masing membawa warna dan identitas unik ke dalam genre ini.
Setiap game menawarkan sesuatu yang berbeda: humor gila, sinema emosional, hacking futuristik, atau sejarah kriminal klasik. Keberagaman ini menunjukkan betapa luas dan fleksibelnya formula GTA, serta bagaimana developer di seluruh dunia menafsirkan ulang konsep tersebut untuk menciptakan pengalaman bermain yang kaya dan bervariasi.
Sebagai penutup, bisa disimpulkan bahwa GTA bukan hanya memengaruhi industri game, tetapi juga menginspirasi cara baru dalam menyampaikan cerita, menjelajah dunia, dan memahami moralitas dalam dunia digital yang kompleks.