Garudamuda.co.id – Hari yang dinanti-nanti telah tiba! Penggemar Mobile Legends di seluruh dunia menyaksikan duel sengit antara RRQ dan Team Liquid di turnamen M6 yang bergengsi. Pertandingan ini bukan sekadar soal menang atau kalah, melainkan soal siapa yang pantas mengukir nama di tiga besar dunia. Seperti pepatah lama, “Di medan perang, hanya yang terkuat yang bertahan.”
Persiapan Sebelum Pertempuran
Dari awal, atmosfer sudah terasa seperti final. Penonton di stadion mengibarkan bendera dengan semangat, sementara chat livestream sudah penuh dengan “RRQ Hoshi Win!” dan “Team Liquid for the Win!”. Para caster pun sibuk membangun hype, seolah-olah mereka dibayar per desibel suara. Namun, apa pun itu, tak ada yang bisa menyangkal intensitas antisipasi ini.
RRQ datang dengan lineup andalannya, dipimpin oleh Lemon, yang entah bagaimana tetap terlihat muda meski sudah dianggap legenda sejak zaman dinosaurus Mobile Legends. Di sisi lain, Team Liquid membawa pemain baru yang masih segar seperti jus jeruk pagi hari, tetapi jangan salah, mereka sudah beberapa kali membuktikan diri.
Drafting yang Menegangkan
Saat fase drafting dimulai, kedua tim menunjukkan kepiawaian strategi mereka. RRQ memprioritaskan hero signature seperti Karrie dan Lancelot, sementara Team Liquid membuat kejutan dengan memilih Nana di awal. Seorang penonton sempat bercanda di kolom komentar, “Nana? Apakah mereka mau main game kasual? Namun, seperti kata caster, “Jangan remehkan pick unik, karena bisa jadi itu kartu as mereka.”
Tensi semakin meningkat saat kedua tim saling melakukan ban pada hero meta. RRQ memblokir Valentina, sedangkan Team Liquid memastikan Fanny tidak akan mengacaukan pertahanan mereka. Fase ini seperti permainan catur, di mana setiap langkah harus diperhitungkan dengan cermat.
Game 1: Awal yang Membara
Pertandingan dimulai, dan RRQ langsung menguasai early game dengan rotasi yang rapi. Alberttt menunjukkan kelasnya sebagai jungler top-tier dengan mencuri buff musuh seperti maling berpengalaman. Sementara itu, Team Liquid tampak kesulitan menyesuaikan tempo permainan.
Namun, di mid-game, Team Liquid mulai menunjukkan perlawanan. Nana yang tadi dianggap remeh ternyata menjadi “senjata rahasia” dengan Polymorph yang mengganggu strategi RRQ. Sebuah momen lucu terjadi ketika Lemon terpolimorf menjadi kelinci dan harus mundur dengan gaya “hop-hop” yang menggemaskan. Penonton langsung ramai dengan emoji tertawa di kolom komentar.
Game pertama berakhir dengan kemenangan RRQ setelah pertarungan sengit di Lord pit. Dengan momen manis dari Lemon yang mencuri Lord menggunakan Retribution, RRQ mengamankan poin pertama. Para penggemar RRQ tentu saja bersorak, sementara fans Team Liquid berharap tim mereka bisa bangkit di game berikutnya.
Game 2: Kebangkitan yang Dramatis
Team Liquid tampaknya tidak terpengaruh oleh kekalahan pertama. Mereka kembali ke drafting dengan strategi yang lebih matang, kali ini mengamankan hero-hero CC seperti Atlas dan Pharsa. RRQ mencoba mengadaptasi dengan memilih hero sustain seperti Esmeralda dan Ruby.
Pertandingan kedua berjalan dengan intensitas tinggi. Early game dikuasai oleh Team Liquid berkat inisiasi sempurna dari Atlas. Setiap Fatal Links yang mendarat membuat RRQ seperti penumpang kereta yang terlambat naik. Meskipun begitu, RRQ tidak tinggal diam. Albert dengan Hayabusa-nya tetap memberikan tekanan di sidelane.
Momentum berubah saat Pharsa dari Team Liquid berhasil melakukan wipeout di menit ke-18. Hanya dalam waktu singkat, mereka meratakan base RRQ dan mengamankan kemenangan game kedua. “Seri menjadi imbang, 1-1!” seru caster, sementara penonton mulai berspekulasi tentang siapa yang akan menang di game penentuan.
Game 3: Siapa yang Lebih Pantas?
Game ketiga adalah segalanya. Ini adalah penentuan, dan kedua tim tahu bahwa tidak ada ruang untuk kesalahan. Draft kali ini sangat hati-hati, dengan RRQ mengambil hero scaling seperti Claude dan Eve, sementara Team Liquid kembali pada kombo agresifnya.
Permainan berjalan sangat seimbang. Setiap kill, setiap turret, dan setiap Lord menjadi pertarungan berdarah-darah. Lemon, dengan pengalaman bertahun-tahun, menjadi tulang punggung RRQ dengan positioning yang sempurna. Di sisi lain, jungler Team Liquid, seorang rookie, menunjukkan keberanian luar biasa dengan mencuri Lord di menit ke-20.
Humor kecil muncul ketika salah satu caster dengan semangat berteriak, “Itu bukan Lord, itu ATM berjalan!” mengacu pada betapa seringnya Lord menjadi pusat perebutan.
Namun, pada akhirnya, pengalaman berbicara. RRQ berhasil menemukan celah dalam pertahanan Team Liquid dan melakukan push terakhir yang menentukan. Dengan ledakan Crystal yang spektakuler, RRQ mengamankan posisi Top 3 di M6. Penonton di stadion berdiri memberikan tepuk tangan meriah, sementara livestream dibanjiri emoji api dan mahkota.