
Garudamuda.co.id – Marvel’s Blade, sebuah judul yang telah lama dinanti-nantikan oleh para penggemar Marvel dan gamer aksi, akhirnya diperkenalkan secara resmi oleh Arkane Lyon dan Bethesda, dua nama besar dalam industri game.
Blade bukanlah karakter baru di semesta Marvel; ia sudah dikenal sejak era 1970-an sebagai seorang pemburu vampir setengah manusia-setengah vampir (Daywalker). Karakter ini pernah dipopulerkan oleh Wesley Snipes dalam trilogi film Blade yang menjadi tonggak awal kebangkitan film superhero di awal 2000-an. Kini, Blade siap kembali, kali ini dalam bentuk video game AAA, dengan pendekatan yang lebih gelap, mendalam, dan dewasa.
Game Marvel’s Blade hadir di tengah tren game superhero yang sedang naik daun, seperti Marvel’s Spider-Man dari Insomniac Games dan Batman Arkham series dari Rocksteady. Namun berbeda dari pahlawan populer yang dikenal ramah anak, Blade menawarkan sesuatu yang berbeda—dunia gelap, brutal, penuh darah dan konflik moral. Game ini diharapkan mampu memberi nuansa baru dalam genre superhero, sekaligus memperluas jangkauan semesta Marvel ke arah yang lebih kelam dan dewasa.
Studio Pengembang: Arkane Lyon, Jaminan Kualitas dan Eksperimentasi
Dipercayakannya pengembangan Marvel’s Blade kepada Arkane Lyon, bukan tanpa alasan. Studio ini sebelumnya dikenal sukses lewat seri Dishonored dan Deathloop, dua game yang dikenal dengan desain level yang inovatif, cerita non-linear, dan kebebasan dalam pendekatan gameplay. Dengan reputasi yang kuat dalam menciptakan dunia yang hidup dan penuh detail, Arkane Lyon dinilai tepat untuk menangani karakter sekompleks Blade.
Direktur kreatif Dinga Bakaba telah menegaskan bahwa Blade akan tetap setia pada akar karakteristiknya—gelap, penuh aksi brutal, dan kompleks secara emosional. Dalam berbagai wawancara, tim pengembang menyatakan bahwa mereka ingin Blade tidak hanya menjadi game tentang membunuh vampir, tetapi juga menyoroti dilema eksistensial yang dihadapi sang protagonis, yang tidak sepenuhnya manusia, namun juga tidak sepenuhnya monster.
Arkane juga dikenal sebagai pengembang yang tak segan bereksperimen dengan sistem gameplay imersif yang memungkinkan pemain membuat keputusan sendiri. Hal ini memicu spekulasi bahwa Blade akan memiliki elemen RPG dan moral choice system, yang membuat setiap aksi pemain memiliki konsekuensi dalam alur cerita.
Latar Cerita: Paris dalam Bayang-Bayang Kegelapan
Marvel’s Blade akan mengambil setting di kota Paris, Prancis—sebuah pilihan menarik yang jarang dieksplorasi dalam game superhero. Namun dalam versi Blade, Paris bukan kota romantis penuh cahaya, melainkan kota yang tengah diselimuti kegelapan akibat wabah vampir yang semakin merajalela. Dalam dunia ini, kekuatan supernatural dan organisasi rahasia mengatur keseimbangan antara manusia dan makhluk kegelapan.
Eric Brooks, alias Blade, ditugaskan oleh sebuah kelompok rahasia untuk menyelidiki dan membasmi sumber wabah vampir ini. Di sepanjang perjalanan, pemain akan menjelajahi kota dengan arsitektur gothic, gang-gang sempit yang gelap, hingga kastil tua yang menjadi markas vampir. Tidak hanya itu, Blade juga harus menghadapi konflik batin tentang identitasnya: apakah ia seorang pembela umat manusia atau hanya senjata untuk membunuh mereka yang mirip dengannya?
Cerita akan berkembang melalui cutscene sinematik dan interaksi langsung dengan karakter non-playable (NPC), termasuk ilmuwan, pemburu vampir lain, hingga makhluk-makhluk supernatural yang memiliki agenda tersembunyi. Ada kemungkinan besar bahwa game ini akan menawarkan alur cerita bercabang, dengan beberapa ending berbeda tergantung pilihan pemain.
Gameplay: Aksi Hack and Slash yang Brutal dan Taktis
Sebagai pemburu vampir, Blade mengandalkan kombinasi senjata jarak dekat dan jarak jauh. Game ini disebut akan mengusung sistem pertarungan berbasis skill, mirip dengan game seperti Devil May Cry atau God of War, namun dengan nuansa yang lebih berat, gelap, dan penuh intensitas. Pedang khas Blade akan menjadi senjata utama, namun ia juga dapat menggunakan senjata api, senjata berbasis sihir, serta gadget futuristik seperti pelontar granat UV atau panah perak.
Pemain harus belajar memahami tipe-tipe vampir dan kelemahan mereka. Beberapa musuh hanya bisa dikalahkan dengan teknik tertentu, misalnya menyinari mereka dengan cahaya matahari buatan, atau menusuk jantung mereka. Pertarungan tidak hanya soal refleks, tapi juga soal taktik dan persiapan.
Game ini juga diperkirakan akan memiliki sistem stealth, memungkinkan pemain untuk menyusup ke markas vampir secara diam-diam atau membasmi target secara tak terlihat. Dengan warisan Arkane dari Dishonored, pendekatan stealth dan eksplorasi vertikal bisa menjadi aspek penting dalam gameplay Blade.
Dunia Terbuka atau Semi-Terbuka?
Salah satu pertanyaan besar mengenai Marvel’s Blade adalah: apakah game ini akan hadir dalam format dunia terbuka (open world) atau linear seperti game klasik Arkane? Dari beberapa bocoran pengembang, Blade kemungkinan besar akan menggunakan struktur semi-terbuka, mirip dengan Deathloop.
Pemain dapat menjelajahi beberapa distrik Paris yang terkunci dalam waktu dan kondisi tertentu—misalnya, misi malam hari di distrik Montmartre atau invasi vampir di katedral Notre Dame.
Setiap distrik memiliki misi utama dan misi sampingan yang menggali latar belakang kota dan sejarah vampir di sana. Pemain dapat kembali ke lokasi sebelumnya untuk membuka rahasia yang sebelumnya tidak bisa diakses. Struktur ini memberi keleluasaan seperti dunia terbuka, namun tetap terkendali dari sisi narasi dan pacing.
Dengan desain dunia seperti ini, Blade tetap menawarkan eksplorasi yang kaya, namun tanpa mengorbankan fokus cerita atau atmosfer yang padat. Paris versi Blade akan terasa seperti karakter tersendiri—hidup, menakutkan, dan memikat sekaligus.
Visual dan Atmosfer: Estetika Gotik Modern
Secara visual, Marvel’s Blade menghadirkan estetika yang kental akan nuansa gotik modern, dengan pencahayaan remang-remang, palet warna gelap, dan arsitektur klasik yang dipadu dengan teknologi mutakhir. Penggunaan efek partikel, bayangan dinamis, serta pencahayaan global real-time menciptakan atmosfer mencekam yang konsisten sepanjang permainan.
Efek darah, animasi pembunuhan vampir, dan transformasi makhluk malam ditampilkan dengan detail tinggi. Game ini dirancang untuk platform next-gen seperti PlayStation 5, Xbox Series X/S, dan PC high-end, memanfaatkan kekuatan GPU modern untuk efek ray tracing dan resolusi tinggi.
Desain karakter Blade sendiri tampil sangat modern, namun tetap setia dengan identitasnya. Kostum hitam, kacamata gelap, dan pedang besar di punggung membuat Blade tampak seperti simbol perlawanan terakhir umat manusia di tengah kegelapan.
Tantangan dan Musuh: Lebih dari Sekadar Vampir
Selain menghadapi vampir biasa, Blade juga harus melawan berbagai varian makhluk malam, seperti vampir bangsawan, ghoul mutan, dan penyihir gelap. Setiap musuh memiliki gaya bertarung, kelemahan, dan pola serangan yang unik. Beberapa pertarungan bos akan menguji refleks, strategi, dan pemahaman pemain terhadap dunia game.
Yang menarik, game ini kemungkinan besar akan memperkenalkan fraksi-fraksi supernatural yang memiliki kepentingan tersendiri. Tidak semua makhluk malam adalah musuh; beberapa mungkin bisa diajak bersekutu, atau justru mengkhianati Blade di tengah permainan. Kehadiran NPC dengan ambiguitas moral ini membuat narasi lebih dalam dan dinamis.
Peran Marvel Cinematic Universe (MCU): Terhubung atau Berdiri Sendiri?
Pertanyaan lain yang banyak diajukan fans adalah: apakah game Marvel’s Blade akan terhubung dengan Marvel Cinematic Universe (MCU), khususnya dengan film Blade yang akan diperankan oleh Mahershala Ali?
Sampai saat ini, Arkane belum memberikan jawaban pasti, namun beberapa indikasi menunjukkan bahwa game ini akan berdiri sebagai entitas naratif independen, meskipun tetap berada dalam payung Marvel.
Pendekatan ini memberi kebebasan kreatif bagi pengembang, dan membuka peluang mengeksplorasi cerita Blade tanpa harus terikat dengan kontinuitas MCU. Namun demikian, pemain bisa berharap akan adanya easter egg, referensi, atau kemunculan karakter Marvel lain dalam bentuk cameo, terutama dari kalangan supernatural seperti Doctor Strange, Moon Knight, atau Elsa Bloodstone.
Audio dan Musik: Membangun Ketegangan
Musik dalam Marvel’s Blade digarap dengan pendekatan yang sinematik dan atmosferik. Suara ambient kota, lolongan vampir dari kejauhan, serta dentingan logam saat pedang bertemu dengan taring vampir menciptakan ketegangan konstan. Arkane Lyon bekerja sama dengan komposer yang ahli dalam genre horor dan noir, menciptakan soundtrack yang mendukung narasi dan situasi dengan sempurna.
Voice acting untuk karakter Blade pun digarap serius. Meskipun belum diumumkan siapa aktor pengisi suara utamanya, banyak spekulasi menyebutkan bahwa Mahershala Ali bisa saja terlibat, setidaknya sebagai pengisi suara untuk versi digital dari Blade.
Antusiasme Publik dan Harapan Gamer
Sejak trailer pertama dirilis, antusiasme terhadap Marvel’s Blade sangat tinggi. Gamer menyambut positif keputusan Marvel untuk memperluas katalog gamenya ke genre yang lebih dewasa dan gelap. Banyak yang berharap Blade tidak sekadar menjadi adaptasi film, tetapi benar-benar menggali potensi narasi, gameplay, dan eksplorasi karakter.
Game ini juga diharapkan menjadi pembuka jalan bagi karakter supernatural Marvel lainnya untuk mendapat tempat di dunia video game. Dengan banyaknya karakter gelap seperti Ghost Rider, Moon Knight, dan Morbius, Marvel bisa menciptakan semesta game yang berdampingan namun berbeda dari MCU.
Kesimpulan: Blade sebagai Simbol Evolusi Game Superhero
Marvel’s Blade bukan hanya sekadar game baru dari Marvel, tetapi merupakan simbol evolusi genre game superhero. Dari yang dulunya cerah, eksplosif, dan penuh humor, kini masuk ke ranah yang lebih serius, brutal, dan gelap. Arkane Lyon tampak menjadi pilihan sempurna untuk menghidupkan Blade dalam format game, dengan sentuhan artistik, gameplay imersif, dan narasi moral yang menggugah.
Bagi para gamer yang merindukan game aksi yang tidak hanya menampilkan pertarungan spektakuler, tetapi juga kedalaman cerita dan pilihan bermakna, Marvel’s Blade menjanjikan pengalaman yang intens dan berkesan. Jika berhasil memenuhi ekspektasi, game ini berpotensi menjadi standar baru untuk adaptasi superhero dengan nuansa horor dan supernatural.
