Shadow

Pasar Game Dewasa dan Steam sebagai Platform Dominan

Garudamuda.co.id – Steam, sebagai platform distribusi game digital terbesar di dunia yang dimiliki oleh Valve Corporation, telah menjadi rumah bagi jutaan game dari berbagai genre—termasuk genre yang paling kontroversial, yaitu game dewasa atau adult games.

Sejak membuka keran distribusi untuk game dewasa pada 2018 dengan kebijakan “semua game boleh masuk selama tidak ilegal atau trolling”, Steam telah dibanjiri oleh ribuan game erotis dan visual novel bernuansa seksual eksplisit.

Namun, pada 2025 ini, Valve mengambil langkah berbeda dengan memperketat regulasi terhadap game dewasa di platform mereka. Perubahan ini menandai titik balik dalam dinamika hubungan antara kebebasan kreatif pengembang dan tanggung jawab moral perusahaan teknologi terhadap audiens global yang sangat beragam.

Alasan Steam Memperketat Regulasi

Ada beberapa alasan mengapa Steam merasa perlu memperketat regulasi terhadap konten game dewasa. Pertama, meningkatnya jumlah game dengan konten seksual eksplisit yang tidak melalui proses kurasi dengan benar.

Banyak game yang menampilkan konten pornografi tanpa kualitas cerita atau gameplay yang layak, hanya mengejar aspek visual yang vulgar demi penjualan cepat. Kedua, tekanan dari regulator internasional dan kelompok pemerhati media yang mulai menyoroti lemahnya kontrol usia dan penyaringan konten di Steam.

Ketiga, adanya kekhawatiran mengenai potensi eksploitasi tema-tema sensitif, seperti seksualisasi anak di bawah umur yang kadang disamarkan melalui karakter fiksi berpenampilan “chibi” atau “anime style”.

Perubahan Kebijakan Valve: Filter Lebih Ketat dan Review Manual

Mulai pertengahan 2025, Valve mengumumkan bahwa semua game dengan konten seksual eksplisit harus melewati proses review manual sebelum bisa dirilis di platform. Tidak seperti sebelumnya yang hanya mengandalkan sistem tagging dan peringatan usia otomatis, kini tim kurator Valve akan meninjau langsung aspek cerita, visual, dan mekanik dalam game tersebut.

Selain itu, Valve memperketat penggunaan tag seperti “Sexual Content”, “Nudity”, dan “Hentai” agar tidak disalahgunakan. Developer diwajibkan mengisi formulir tambahan yang menyatakan bahwa game mereka tidak melanggar kebijakan eksploitasi atau penggambaran seksual anak, kekerasan seksual, dan konten ekstrem lainnya.

Dampak terhadap Pengembang Game Indie Dewasa

Keputusan Steam ini memberikan dampak besar terutama bagi pengembang indie yang mengandalkan genre dewasa untuk mendapatkan perhatian pasar. Banyak studio kecil, terutama dari Jepang dan Asia Tenggara, merasa khawatir akan kesulitan menembus pasar karena proses kurasi yang lebih lama dan tidak pasti.

Beberapa bahkan mengklaim game mereka ditolak tanpa alasan jelas. Namun, sebagian lainnya menyambut baik kebijakan ini karena percaya bahwa regulasi ketat akan menyaring game berkualitas rendah dan menambah nilai pada karya mereka yang benar-benar digarap serius.

Kontroversi: Sensor atau Tanggung Jawab Sosial?

Perubahan kebijakan ini menimbulkan kontroversi di kalangan komunitas gamer dan pengembang. Ada yang melihatnya sebagai bentuk sensor terhadap ekspresi kreatif, terutama dalam budaya pop Jepang di mana erotika adalah bagian dari narasi artistik.

Namun, Valve berpendapat bahwa ini bukan sensor, melainkan bentuk tanggung jawab sosial untuk menjaga integritas platform mereka dan melindungi pengguna muda dari akses mudah terhadap konten seksual yang ekstrem. Dalam siaran pers mereka, Valve menegaskan bahwa game dewasa tetap diperbolehkan, namun harus memenuhi standar etika dan tidak mengeksploitasi tema yang rentan.

Sistem Age-Gate Diperbarui dan Verifikasi Usia Ditingkatkan

Salah satu kritik terbesar terhadap Steam selama bertahun-tahun adalah lemahnya sistem verifikasi usia. Pengguna hanya perlu memilih tanggal lahir saat mengakses konten dewasa, tanpa verifikasi nyata. Kini, sistem tersebut telah diperbarui dengan sistem Age-Gate Terintegrasi yang bekerja sama dengan penyedia identitas digital di beberapa negara.

Pengguna yang ingin mengakses konten dewasa kini harus melalui verifikasi identitas melalui KTP atau metode e-KYC (electronic Know Your Customer). Hal ini dinilai sebagai langkah serius untuk memastikan bahwa hanya orang dewasa yang bisa mengakses konten eksplisit.

Filter Regional: Konten Dewasa Disesuaikan dengan Hukum Negara

Langkah lain dari Steam adalah penerapan filter regional otomatis untuk menyembunyikan konten dewasa yang tidak sesuai dengan regulasi di negara tertentu. Misalnya, pengguna dari Jerman atau Australia tidak dapat mengakses game dengan konten pornografi yang dianggap ilegal di wilayah tersebut.

Fitur ini menggunakan geolokasi dan pengaturan akun pengguna. Pengembang juga harus mengisi formulir keterangan hukum per negara saat mengunggah game dewasa. Meskipun membuat distribusi menjadi lebih rumit, Valve menyatakan bahwa pendekatan ini adalah bentuk adaptasi terhadap lanskap hukum global yang semakin kompleks.

Lonjakan Game Dewasa Sebelumnya Menimbulkan Masalah

Sebelum regulasi ini diperketat, Steam mengalami lonjakan luar biasa dalam jumlah game dewasa, terutama dari genre visual novel dan simulasi kencan (dating sim). Banyak di antaranya hanya bermodalkan ilustrasi karakter erotis tanpa gameplay yang bermakna.

Hal ini menyebabkan Steam dipenuhi dengan game “spam dewasa” yang menenggelamkan game berkualitas dari studio lain. Akibatnya, sistem pencarian dan rekomendasi Steam menjadi kurang relevan bagi pengguna yang tidak tertarik pada konten semacam itu. Valve menilai bahwa keberadaan game dewasa tidak seharusnya mendistorsi ekosistem digital secara keseluruhan.

Migrasi Developer ke Platform Alternatif

Dengan adanya regulasi baru ini, beberapa pengembang mulai mencari alternatif distribusi seperti Itch.io, Nutaku, atau bahkan situs pribadi dengan sistem DRM mandiri. Nutaku, khususnya, menjadi pilihan populer karena secara eksklusif melayani game dewasa dengan sedikit batasan.

Namun, Steam tetap menjadi platform yang tak tergantikan karena basis pengguna yang besar dan sistem monetisasi yang matang. Banyak pengembang yang akhirnya memilih untuk mengurangi tingkat eksplisit konten mereka demi bisa tetap hadir di Steam, dengan menyisipkan versi “patch dewasa” secara terpisah di luar platform.

Tanggapan Komunitas Gamer

Komunitas gamer menunjukkan respons yang beragam terhadap kebijakan ini. Sebagian besar pemain kasual menyambut baik karena merasa katalog Steam menjadi lebih rapi dan profesional.

Namun, komunitas niche pecinta game dewasa merasa bahwa mereka kehilangan akses terhadap game yang sebelumnya tersedia dengan mudah. Forum-forum seperti Reddit dan Steam Community dipenuhi diskusi tentang batasan baru ini, termasuk keluhan tentang “overregulation” dan ketakutan akan pembatasan lebih lanjut di masa depan.

Meskipun begitu, sebagian besar setuju bahwa Steam masih menawarkan kebebasan lebih dibanding konsol seperti PlayStation atau Nintendo yang sepenuhnya melarang konten seksual eksplisit.

Studi Kasus: Game yang Terkena Dampak

Beberapa game terkenal seperti HuniePop 2, Nekopara, dan Subverse menjadi sorotan karena sebelumnya mereka dengan mudah dirilis di Steam tanpa proses kurasi ketat. Kini, untuk sekuel atau DLC mereka, Valve mengharuskan tinjauan ulang yang membuat jadwal rilis tertunda.

Pengembang Subverse bahkan sempat mengeluhkan proses review yang memakan waktu hingga tiga bulan. Meski akhirnya dirilis dengan konten yang sedikit direvisi, peristiwa ini menjadi bukti konkret bahwa Valve kini tidak main-main dalam mengawasi konten dewasa.

Pengaruh terhadap Tren Desain Game

Perubahan regulasi ini turut mempengaruhi tren desain game indie dewasa. Banyak pengembang mulai lebih fokus pada narasi, hubungan antar karakter, dan eksplorasi emosi daripada sekadar menampilkan adegan vulgar.

Beberapa bahkan mulai beralih ke genre yang lebih luas seperti RPG atau strategi, dengan elemen dewasa sebagai pelengkap, bukan pusat cerita. Ini mengarah pada kualitas game yang lebih baik secara keseluruhan. Dalam jangka panjang, regulasi ketat ini bisa mendorong perkembangan game dewasa yang lebih matang dan berbobot secara artistik maupun teknis.

Kesimpulan: Menjaga Keseimbangan antara Kebebasan dan Tanggung Jawab

Kebijakan baru Steam dalam memperketat regulasi game dewasa merupakan langkah penting untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab terhadap pengguna.

Di satu sisi, Steam tetap membuka ruang bagi pengembang untuk mengekspresikan cerita dewasa dan tema yang berani. Di sisi lain, mereka menunjukkan bahwa platform besar memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk memastikan konten yang dirilis tidak merugikan, menyesatkan, atau menimbulkan potensi eksploitasi.

Langkah ini bukan hanya soal sensor, tapi bentuk penyaringan yang sehat agar ekosistem digital tetap inklusif, aman, dan relevan bagi semua kelompok usia. Jika dilakukan dengan transparan, konsisten, dan adil, maka pendekatan ini justru akan mendorong inovasi serta memperkuat kepercayaan pengguna terhadap Steam sebagai platform game digital yang bertanggung jawab.