Shadow

Penghentian Server Anthem pada Januari 2026

Garudamuda.co.id – Ketika Anthem diumumkan oleh BioWare dan Electronic Arts (EA) pada E3 2017, ekspektasi gamer di seluruh dunia langsung melonjak tinggi. Digadang-gadang sebagai penantang Destiny dalam genre online multiplayer action RPG, game ini menjanjikan dunia terbuka yang imersif, kostum eksosuit futuristik bernama Javelin, dan sistem looting yang masif.

Namun, harapan tinggi itu pada akhirnya berujung pada kenyataan pahit. Setelah dirilis pada Februari 2019, Anthem mengalami berbagai masalah teknis, gameplay yang repetitif, narasi yang dangkal, serta arah pengembangan yang tak konsisten.

Kini, setelah bertahan dalam kondisi “hibernasi” selama beberapa tahun, EA resmi mengumumkan penghentian server Anthem akan dilakukan pada Januari 2026, menandai akhir definitif dari salah satu proyek paling ambisius—namun juga paling kontroversial—dalam sejarah BioWare.

Penutupan ini bukan hanya soal matinya satu game, tapi juga simbol kegagalan manajemen proyek besar dalam industri game modern.

Latar Belakang: Ambisi Besar dari Studio Ternama

BioWare adalah nama besar dalam dunia game RPG. Dengan warisan seperti Mass Effect, Dragon Age, dan Knights of the Old Republic, studio ini dikenal karena kekuatan narasi, karakter yang dalam, dan gameplay berbasis pilihan moral.

Ketika Anthem diumumkan sebagai proyek baru mereka, banyak yang berharap game ini akan menggabungkan kekuatan cerita BioWare dengan gameplay aksi multiplayer modern.

Anthem awalnya dirancang sebagai game live-service: sebuah platform yang terus diperbarui, diperluas, dan dipertahankan selama bertahun-tahun dengan konten musiman, kolaborasi komunitas, dan monetisasi berkelanjutan. EA berharap Anthem akan menjadi pilar baru dalam portofolio mereka, sebanding dengan FIFA atau Battlefield. Namun realita berbicara lain.

Masalah Teknis dan Kritik Sejak Peluncuran

Ketika Anthem akhirnya dirilis pada Februari 2019, respon komunitas gamer dan media sangat mengecewakan. Meskipun aspek visual dan mobilitas terbang menggunakan Javelin cukup dipuji, game ini segera dikritik karena:

  • Loading screen yang sangat lama dan sering muncul

  • Kurangnya variasi misi dan endgame yang membosankan

  • Loot system yang tidak memuaskan

  • Kurangnya komunikasi dan arah jelas dari pengembang

Di balik layar, berbagai laporan investigatif mengungkapkan bahwa pengembangan Anthem kacau dan dipenuhi konflik internal, termasuk pergantian engine (menggunakan Frostbite yang tidak cocok), tekanan dari EA, dan keputusan desain yang berubah-ubah. Bahkan, BioWare sendiri sempat memulai ulang proyek ini beberapa kali sebelum peluncuran resmi.

Upaya “Anthem Next” yang Tak Pernah Tercapai

Menanggapi kritik keras tersebut, EA dan BioWare pada 2020 mengumumkan bahwa mereka akan mengerjakan ulang game ini secara menyeluruh dalam proyek bernama “Anthem Next” atau “Anthem 2.0”. Visi ini mencakup:

  • Sistem loot dan progression baru

  • Perombakan UI

  • Konten endgame yang lebih bermakna

  • Peningkatan visual dan teknis

  • Dinamika dunia yang lebih hidup

Namun, setelah lebih dari satu tahun tanpa pembaruan berarti, pada Februari 2021, EA resmi menghentikan pengembangan Anthem Next. Meski begitu, server Anthem tetap dipertahankan dalam bentuk aslinya, dengan harapan komunitas kecil yang masih tersisa bisa terus bermain.

Langkah ini dianggap sebagai “status quo” yang tak berkembang. Selama 2021 hingga 2025, tidak ada pembaruan besar yang dirilis. Komunitas semakin mengecil, forum diskusi sepi, dan pemain aktif menurun drastis.

Pengumuman Resmi Penutupan Server: Januari 2026 Jadi Titik Akhir

Pada Mei 2025, EA akhirnya mengumumkan bahwa semua server Anthem akan ditutup pada 31 Januari 2026. Dalam pernyataan resmi yang diunggah ke blog EA dan akun media sosial mereka, disebutkan:

“Kami sangat menghargai setiap pemain yang telah mendukung Anthem sejak awal. Meskipun kami gagal memenuhi semua ekspektasi, semangat komunitas telah menginspirasi kami. Dengan berat hati, kami umumkan bahwa server Anthem akan ditutup pada Januari 2026.”

EA menambahkan bahwa hingga saat itu, game tetap bisa dimainkan, namun tidak akan ada event baru, patch teknis, atau dukungan komunitas tambahan. Semua mode multiplayer dan fitur online akan nonaktif, sementara campaign solo kemungkinan tidak lagi dapat dimainkan secara fungsional karena ketergantungan terhadap server.

Reaksi Komunitas: Antara Kecewa dan Lega

Reaksi komunitas terhadap pengumuman ini cukup beragam. Sebagian besar pemain merasa kecewa tetapi tidak terkejut. Banyak yang sudah menganggap Anthem sebagai “game mati yang berjalan”, terutama karena tidak ada konten baru dalam 3–4 tahun terakhir. Namun ada juga sebagian kecil pemain yang masih aktif, terutama yang menggunakan fitur co-op untuk eksplorasi dunia Anthem dan menikmati mekanisme terbang yang unik.

Di berbagai forum seperti Reddit, muncul banyak thread nostalgia. Pemain lama membagikan screenshot kenangan, cerita lucu saat bermain, dan kritik terhadap bagaimana EA menangani proyek ini. Beberapa bahkan berharap agar EA merilis fitur offline mode atau open-source server agar game bisa tetap hidup secara komunitas, seperti yang terjadi pada game lama lainnya.

Pelajaran dari Kegagalan: Manajemen Proyek dan Ekspektasi Konsumen

Anthem menjadi studi kasus penting dalam industri game tentang bagaimana ambisi tinggi tanpa eksekusi matang bisa menghasilkan bencana. Dari luar, semua elemen seharusnya ada: studio ternama, dana besar dari EA, dan hype komunitas. Namun proyek ini jatuh karena:

  1. Tidak adanya visi desain yang jelas sejak awal

  2. Tekanan internal untuk memenuhi tenggat waktu

  3. Penggunaan engine yang tidak sesuai

  4. Kurangnya fokus pada kualitas gameplay dan user experience

  5. Minimnya komunikasi terbuka antara developer dan pemain

Kegagalan Anthem bahkan dijadikan referensi dalam diskusi industri tentang pentingnya “development transparency” dan “early community feedback”. Kini banyak studio lebih memilih pendekatan akses awal atau beta publik untuk menghindari kegagalan serupa.

Dampak bagi BioWare dan EA

Bagi BioWare, kegagalan Anthem berdampak besar terhadap reputasi mereka. Studio yang dulu disanjung karena kemampuan membuat cerita RPG epik kini dianggap kehilangan arah. Banyak staf veteran meninggalkan perusahaan setelah Anthem, termasuk beberapa nama penting dari tim Dragon Age dan Mass Effect.

EA sebagai publisher juga mendapat sorotan tajam karena dianggap terlalu mendorong model live-service tanpa kesiapan teknis. Namun, mereka belajar dari kasus ini dan mulai mengubah pendekatan mereka terhadap game single-player. Hal ini terlihat dari kesuksesan Star Wars Jedi: Fallen Order dan komitmen baru terhadap Mass Effect 5 serta Dragon Age: Dreadwolf.

Apa yang Terjadi Setelah Server Ditutup?

Setelah 31 Januari 2026, semua fitur online Anthem akan nonaktif. Ini termasuk:

  • Matchmaking co-op

  • Event dunia seperti Stronghold

  • Progression berbasis komunitas

  • Microtransaction store dan kosmetik

  • Login ke server utama

Beberapa spekulasi menyebut EA mungkin akan merilis patch kecil agar campaign single-player bisa dimainkan secara offline. Namun hingga pengumuman terakhir, hal ini belum dipastikan. Ada juga kemungkinan komunitas modder akan membuat server privat tidak resmi, sebagaimana yang terjadi pada game lama seperti Battlefield Heroes atau Need for Speed World.

Anthem dalam Sejarah Game: Kegagalan atau Fondasi Masa Depan?

Meskipun gagal secara komersial dan desain, Anthem tetap menjadi bagian penting dalam sejarah industri game karena memperlihatkan betapa pentingnya perencanaan matang, komunikasi developer-pemain, dan fleksibilitas dalam manajemen proyek.

Ironisnya, banyak aspek Anthem—seperti mekanisme terbang Javelin, desain dunia, dan potensi co-op RPG—masih dikagumi. Beberapa pengamat percaya bahwa jika diberi waktu dan perhatian lebih, Anthem bisa menjadi pesaing kuat Destiny atau Warframe.

Tidak sedikit pula yang berharap EA dan BioWare suatu hari akan kembali ke konsep serupa, mungkin dengan nama dan pendekatan baru, dan belajar dari semua kesalahan yang terjadi selama pengembangan Anthem.

Kesimpulan: Penutupan Server yang Mengakhiri Sebuah Babak Gagal

Penutupan server Anthem pada Januari 2026 menandai akhir resmi dari game yang pernah menjanjikan masa depan baru bagi BioWare dan EA. Namun, janji itu tidak pernah terwujud secara penuh. Bukan karena kurangnya ide, tetapi karena lemahnya eksekusi dan kegagalan manajemen.

Meski begitu, kisah Anthem akan tetap dikenang oleh gamer sebagai pelajaran penting dalam membangun game skala besar, dan sebagai pengingat bahwa bahkan studio besar pun bisa gagal jika tidak mendengarkan komunitas atau kehilangan arah di tengah proses. Dengan penutupan ini, industri game bisa melihat ke depan—dan semoga, belajar untuk membangun masa depan yang lebih baik dari sisa puing-puing masa lalu.