Shadow

PRAGMATA : Eksperimen Ambisius Sci-Fi Capcom

Garudamuda.co.id – Capcom, salah satu pengembang game ternama asal Jepang yang dikenal dengan waralaba besar seperti Resident Evil, Devil May Cry, dan Monster Hunter, mengejutkan dunia game saat memperkenalkan judul baru berjudul PRAGMATA pada event PlayStation Future of Gaming pada tahun 2020.

Tidak seperti mayoritas game Capcom yang kental dengan unsur horor atau aksi intens, PRAGMATA tampil sebagai game dengan nuansa futuristik, kontemplatif, dan misterius. Dengan latar belakang dunia distopia dan elemen cerita sains fiksi berat, PRAGMATA langsung menarik perhatian penggemar game dan analis industri.

Meski hingga kini perilisannya sempat tertunda beberapa kali, PRAGMATA tetap menjadi salah satu game paling dinantikan karena menjadi simbol keberanian Capcom keluar dari zona nyaman. Game ini digadang-gadang sebagai representasi visi masa depan dari perusahaan Jepang tersebut dalam menjajaki dunia naratif dan gameplay yang lebih eksperimental.

Latar Belakang Pengembangan: Capcom Bereksperimen di Luar Pakem

Capcom dikenal sebagai perusahaan game yang gemar bermain di zona aman dengan waralaba yang sudah terbukti. Namun melalui PRAGMATA, mereka mencoba melangkah lebih jauh. Game ini pertama kali diperkenalkan secara misterius melalui sebuah trailer yang menampilkan seorang astronot misterius dan seorang gadis kecil dengan latar belakang kota futuristik yang aneh, dan akhirnya berakhir di bulan.

Capcom menyatakan bahwa PRAGMATA dikembangkan menggunakan RE Engine, mesin grafis internal Capcom yang sebelumnya sukses dipakai dalam Resident Evil Village, Devil May Cry 5, dan Street Fighter 6.

Namun, PRAGMATA didesain untuk memaksimalkan kapabilitas next-gen console seperti PlayStation 5 dan Xbox Series X, menandai babak baru dalam pendekatan teknis Capcom terhadap dunia terbuka dan desain atmosfer.

Trailer Perdana yang Menggugah Imajinasi

Trailer pertama PRAGMATA sukses menciptakan rasa penasaran dan diskusi luas di komunitas gamer. Dalam trailer tersebut, terlihat:

  • Seorang pria berseragam astronot berjalan di kota kosong yang tampak seperti New York.

  • Tiba-tiba, langit terbuka menampakkan realitas yang terdistorsi, termasuk satelit jatuh dan hologram rusak.

  • Seorang gadis kecil dengan kemampuan aneh muncul dan tampaknya memiliki koneksi dengan realitas itu.

  • Trailer diakhiri dengan kedua karakter tersebut berada di permukaan bulan, dengan tulisan “Freedom, Our Freedom”.

Tanpa penjelasan naratif yang konkret, trailer ini menimbulkan berbagai spekulasi tentang realitas simulasi, kehancuran bumi, dan hubungan manusia-AI, menjadikan PRAGMATA game yang sarat teka-teki bahkan sebelum gameplay-nya ditunjukkan.

Tema dan Alur Cerita: Dunia Palsu, Kehidupan Artifisial

Meski Capcom belum mengungkapkan plot lengkap, beberapa informasi mengarah pada tema besar:

  • Simulasi Realitas: Dunia yang dihuni karakter utama tampaknya adalah simulasi atau konstruksi artifisial yang dikendalikan oleh entitas teknologi tinggi.

  • Kehancuran Bumi: Dalam narasi PRAGMATA, bumi tampaknya telah mengalami krisis besar sehingga manusia (atau makhluk cerdas lainnya) mencari kehidupan baru di luar planet.

  • Hubungan Emosional Manusia-AI: Gadis kecil yang menemani protagonis kemungkinan adalah robot atau entitas virtual dengan sifat manusiawi.

Tema ini mengingatkan pada perpaduan antara Death Stranding, Nier: Automata, dan Detroit: Become Human dalam satu atmosfer misterius.

Karakter dan Dinamika Emosional

a. Sang Astronot

Karakter utama yang terlihat dalam trailer tidak memiliki nama resmi sejauh ini, namun ia digambarkan sebagai figur pelindung yang penuh misteri, mengenakan armor seperti astronot. Tidak jelas apakah ia manusia sejati atau entitas buatan, tetapi ia menunjukkan kepedulian terhadap gadis kecil yang menyertainya.

b. Gadis Kecil Misterius

Anak perempuan berambut pirang ini menjadi pusat perhatian. Ia tampak memiliki kekuatan istimewa dan dapat berinteraksi dengan realitas virtual secara alami. Ia juga digambarkan sangat cerdas namun memiliki kepolosan seperti anak kecil, menciptakan dinamika emosional yang mendalam antara dia dan sang astronot.

Interaksi antara keduanya diprediksi menjadi fokus utama narasi, dengan perjalanan penuh bahaya dan pertanyaan eksistensial seputar identitas, memori, dan kebebasan.

Gameplay: Aksi, Eksplorasi, dan Kemungkinan Dunia Terbuka

Hingga saat ini, Capcom masih menahan informasi mengenai sistem gameplay PRAGMATA. Namun berdasarkan RE Engine dan pendekatan visual yang diambil, banyak yang memprediksi game ini akan menggabungkan unsur:

  • Third-person action: seperti pada Resident Evil atau DMC, namun lebih lambat dan atmosferik.

  • Eksplorasi dunia terbuka atau semi-linear: dengan peta yang didesain penuh misteri dan teka-teki.

  • Puzzle dan interaksi dengan lingkungan: untuk mengungkap realitas simulasi yang mengelilingi pemain.

  • Stealth atau survival: dengan musuh yang lebih kuat dan atmosfer menekan.

Beberapa pengamat juga menyebut PRAGMATA bisa menjadi game sinematik ala Kojima-style, mengedepankan narasi mendalam dengan cutscene panjang dan gameplay emosional, bukan sekadar aksi.

Visual dan Atmosfer: Gabungan Keindahan dan Distopia

Dari sisi visual, PRAGMATA menonjol karena pendekatan estetika yang unik:

  • Kota futuristik kosong dengan pencahayaan realistis: menciptakan atmosfer sendu dan sunyi.

  • Efek partikel hologram, kerusakan digital, dan simulasi retak: menguatkan nuansa realitas palsu.

  • Lingkungan bulan yang sunyi dan kosong: mempertegas tema isolasi dan pencarian makna.

Dengan teknologi ray tracing dan resolusi tinggi, game ini diprediksi akan menampilkan pengalaman visual yang imersif, cocok untuk dimainkan dalam mode sinematik penuh di layar lebar.

Penundaan Rilis dan Respons Penggemar

Capcom awalnya menjadwalkan PRAGMATA rilis pada 2022, kemudian ditunda ke 2023, dan akhirnya kembali ditunda ke 2024 tanpa tanggal pasti. Dalam pernyataan resminya, Capcom menyebut bahwa pengembangan PRAGMATA sangat kompleks dan membutuhkan waktu lebih untuk memastikan kualitas.

Meski banyak yang kecewa, sebagian besar komunitas memahami dan justru semakin penasaran. Penundaan ini menandakan bahwa Capcom sangat serius dalam mengeksekusi proyek ini dengan sempurna, menghindari skenario peluncuran game yang belum matang.

Perbandingan dengan Game Serupa

PRAGMATA sering dibandingkan dengan beberapa game sci-fi naratif lain:

  • Death Stranding (Kojima): dari segi atmosfer sunyi, interaksi karakter, dan perasaan isolasi.

  • Control (Remedy): dalam hal distorsi realitas dan visual aneh.

  • Nier: Automata (Yoko Taro): karena eksplorasi tema eksistensial dan hubungan manusia-AI.

Namun PRAGMATA tetap menjanjikan identitas uniknya sendiri, terutama karena gaya narasi khas Capcom dan pendekatan teknis lewat RE Engine.

Prediksi dan Harapan Masa Depan

PRAGMATA memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu IP baru tersukses dari Capcom jika semua elemen—cerita, gameplay, dan teknis—berjalan dengan baik. Beberapa harapan komunitas terhadap game ini mencakup:

  • Cerita dengan narasi emosional kuat seperti The Last of Us atau Hellblade.

  • Dunia yang berlapis dan penuh misteri, mengundang eksplorasi mendalam.

  • Interaksi karakter yang menyentuh, membentuk ikatan yang membuat pemain terhubung secara emosional.

  • Gameplay inovatif yang berbeda dari game Capcom sebelumnya.

Jika sukses, PRAGMATA bisa membuka jalan bagi Capcom untuk menciptakan waralaba sci-fi baru yang luas, termasuk kemungkinan sekuel, novelisasi, atau media pendukung lainnya.

PRAGMATA, Eksperimen Berani dari Capcom yang Layak Dinanti

PRAGMATA bukan sekadar game sci-fi biasa, tetapi merupakan simbol evolusi Capcom dari developer aksi-horor klasik menjadi kreator narasi fiksi ilmiah yang mendalam.

Dengan konsep cerita yang kompleks, karakter yang menyentuh, serta pendekatan visual dan gameplay yang eksperimental, PRAGMATA menjanjikan pengalaman bermain yang tidak hanya memuaskan secara teknis, tetapi juga menyentuh secara emosional.

Meskipun perjalanannya masih panjang dan perilisannya penuh misteri, PRAGMATA tetap menjadi permata yang sedang diasah, menjanjikan kejutan besar di saat yang tepat.

Dunia gaming, khususnya pencinta sci-fi dan penikmat narasi dalam video game, menantikan dengan penuh harap kapan PRAGMATA akhirnya tiba—dan saat itu tiba, bisa jadi dunia akan mendapatkan salah satu game paling berani dalam sejarah Capcom.