
Garudamuda.co.id – Dalam lanskap video game modern yang dipenuhi tema post-apokaliptik, fiksi ilmiah, atau perang berskala global, The Precinct hadir dengan menawarkan sesuatu yang lebih “membumi”—menjadi seorang petugas polisi di kota yang penuh konflik.
Game yang dikembangkan oleh Fallen Tree Games ini memadukan elemen top-down action, open world sandbox, dan sistem patroli polisi yang dinamis. Dengan latar kota metropolitan bernama Averno City, game ini menawarkan perpaduan antara simulasi tugas kepolisian dan aksi kejar-kejaran khas film 80-an.
Lalu, apakah The Precinct berhasil menghadirkan pengalaman yang menyenangkan dan unik? Mari kita ulas lebih dalam.
Latar Belakang dan Konsep Game The Precinct
The Precinct menempatkan pemain sebagai petugas kepolisian bernama Officer Nick Cordell Jr., seorang polisi muda yang baru saja memulai tugasnya di distrik paling berbahaya di kota Averno.
Game ini terinspirasi dari genre klasik seperti Police Quest dan GTA 1-2, dengan sudut pandang kamera top-down yang memberikan nuansa retro namun modern.
Elemen open world dalam The Precinct tidak berfokus pada eksplorasi dunia yang luas seperti Grand Theft Auto V, melainkan lebih pada kedalaman sistem interaksi sosial, patroli, dan peristiwa acak yang bisa terjadi kapan saja. Sebuah kota hidup yang bereaksi terhadap tindakan pemain menjadi kekuatan utama dalam game ini.
Visual dan Desain Kota Averno
Secara visual, The Precinct bukan game dengan grafis fotorealistik. Alih-alih, game ini memilih gaya grafis yang lebih bersih dan bergaya kartun realistis. Desain kotanya sangat khas Amerika tahun 1980-an, lengkap dengan jalanan sempit, lampu neon, restoran cepat saji, dan gang-gang gelap yang menjadi tempat persembunyian para kriminal.
Dunia dalam game terasa hidup, dengan kendaraan yang berlalu-lalang, warga sipil yang bereaksi terhadap kehadiran polisi, serta perubahan waktu yang dinamis. Meskipun tidak bombastis dalam skala grafis, suasana yang dibangun sangat mendukung tema dan membuat pengalaman bermain terasa autentik.
Gameplay dan Mekanisme Patroli
Gameplay The Precinct menggabungkan mekanisme patroli harian, investigasi, pengejaran kendaraan, dan interaksi sosial dengan warga. Pemain dapat memilih misi utama atau sekadar berkeliaran di jalanan untuk merespons laporan dari pusat komunikasi.
Mekanisme patroli ini sangat dinamis: mulai dari membantu warga kehilangan barang, menindak pengemudi ugal-ugalan, menangani aksi geng jalanan, hingga merespons perampokan bank. Di sinilah daya tarik The Precinct: tidak ada dua hari kerja yang sama.
Salah satu fitur unik adalah sistem radio yang mengirimkan laporan acak yang bisa direspons atau diabaikan. Ini menciptakan rasa tanggung jawab moral: apakah pemain akan fokus pada satu kasus besar atau merespons laporan kecil dari warga sipil?
Game ini juga menyematkan sistem reputasi, di mana tindakan pemain akan berdampak pada cara masyarakat memandang institusi kepolisian.
Aksi Kejar-kejaran dan Kombat
Aksi dalam The Precinct tidak bisa diremehkan. Meskipun menggunakan sudut pandang top-down, kejar-kejaran mobil dengan geng kriminal menjadi salah satu elemen paling seru. Pemain dapat menggunakan sirine, memanggil bantuan, atau membuat barikade untuk menghentikan tersangka. Kendaraan memiliki sistem kerusakan yang realistis dan terkadang menuntut pemain berpikir taktis dalam pengejaran.
Dalam hal pertarungan, game ini lebih mendorong penangkapan daripada pembunuhan. Pemain dibekali tongkat, semprotan merica, pistol, dan taser. Ada opsi untuk mengintimidasi, mengejar, atau bahkan bernegosiasi.
Sistem pertarungan ini mendorong pemain untuk menggunakan kekuatan secara proporsional, menjauh dari gaya brutal ala GTA. Jika pemain terlalu sering menggunakan kekerasan mematikan, konsekuensi akan datang baik dari masyarakat maupun internal kepolisian.
Sistem Misi dan Narasi The Precinct
The Precinct memiliki alur cerita utama yang cukup sederhana tapi efektif. Narasi berfokus pada bagaimana Nick Cordell Jr. membangun kariernya di lingkungan yang korup, penuh bahaya, dan dikuasai geng-geng jalanan.
Misi utamanya mencakup investigasi kejahatan besar seperti perdagangan narkoba, penculikan, hingga pembunuhan. Pemain akan menyaksikan transformasi karakter Nick—dari polisi muda yang idealis hingga seseorang yang harus memilih antara menegakkan hukum atau bertahan di tengah sistem yang rusak.
Namun yang menarik, misi-misi sampingan kadang lebih berkesan daripada cerita utama. Beberapa side quest menampilkan warga sipil dengan cerita unik—seorang ibu yang kehilangan anak, mantan kriminal yang mencoba tobat, atau pemilik toko yang diteror geng lokal. Hal ini membuat kota Averno terasa nyata dan penuh kehidupan.
AI dan Dunia Dinamis The Precinct
Salah satu keunggulan The Precinct adalah sistem AI yang cerdas. NPC (non-playable character) dalam game ini tidak hanya berjalan tanpa arah, tapi punya rutinitas, pekerjaan, dan reaksi terhadap tindakan pemain.
Ketika seorang kriminal melihat polisi mendekat, mereka bisa lari, bersembunyi, atau pura-pura menjadi warga biasa. Jika pemain menabrak warga sipil, mereka bisa melaporkan ke atasan atau bahkan menyebabkan kerusuhan kecil.
Dunia game ini juga bereaksi terhadap cuaca dan waktu. Pada malam hari, kejahatan meningkat, patroli menjadi lebih berbahaya, dan jalanan lebih sepi. Saat hujan, kendaraan lebih sulit dikendalikan dan pengejaran menjadi menantang. Dunia yang bereaksi ini membuat The Precinct jauh dari kata statis.
Musik dan Suara: Nuansa 80-an yang Kental
Soundtrack dalam The Precinct terasa seperti penghormatan untuk era 80-an. Musiknya menggunakan synthesizer dengan tempo cepat yang menambah ketegangan saat pengejaran, atau nada melankolis saat adegan penyelidikan.
Efek suara, seperti suara radio, langkah kaki di trotoar basah, hingga sirene mobil polisi, ditangani dengan sangat baik. Voice acting juga cukup solid, terutama karakter Nick yang terdengar muda namun tegas. Dialog antar karakter terasa alami, meskipun terkadang ada repetisi pada NPC.
Kekurangan dan Kritik The Precinct
Meski banyak hal positif, The Precinct bukan tanpa cela. Beberapa pengguna mengeluhkan repetisi pada jenis misi yang muncul saat patroli. Setelah beberapa jam bermain, laporan kejahatan mulai terasa mirip dan kurang variasi.
Sistem interaksi sosial juga bisa ditingkatkan, karena saat ini pilihan dialog terasa terbatas. Selain itu, tidak ada fitur multiplayer, padahal game ini berpotensi besar untuk dimainkan secara kooperatif. Beberapa bug grafis dan AI yang terkadang bertindak aneh juga sempat muncul, namun pengembang aktif dalam memberikan patch perbaikan.
Komunitas dan Modding
Meski masih baru, The Precinct sudah memiliki komunitas yang cukup antusias. Forum dan media sosial dipenuhi diskusi strategi patroli, video aksi kejar-kejaran, hingga ide-ide pengembangan misi baru.
Pengembang juga membuka API ringan untuk modding, dan sudah ada beberapa mod seperti kendaraan baru, seragam polisi dari berbagai negara, atau misi fan-made. Ini menunjukkan bahwa game ini punya masa depan panjang, selama terus didukung pengembang dan komunitas.
Perbandingan dengan Game Sejenis
Bila dibandingkan dengan game polisi lain seperti This Is the Police, Police Simulator: Patrol Officers, atau bahkan game lama seperti SWAT 4, The Precinct menawarkan pendekatan yang lebih ringan dan fleksibel.
Jika This Is the Police fokus pada strategi dan moralitas, The Precinct lebih menonjolkan aksi dan dunia terbuka. Game ini tidak terlalu serius tapi tetap cukup realistis, cocok untuk pemain yang ingin merasakan pengalaman menjadi polisi tanpa harus mempelajari sistem hukum terlalu mendalam.
Potensi Sekuel dan DLC
Dengan fondasi dunia yang kuat, The Precinct memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih jauh. Kota Averno bisa diperluas ke distrik lain dengan karakteristik unik—misalnya distrik pelabuhan, kawasan elite, atau pinggiran kumuh.
Penambahan mode multiplayer, misi investigasi yang lebih kompleks, atau sistem hubungan antar karakter akan membawa game ini ke level berikutnya. DLC yang menambah kendaraan baru, senjata non-lethal, atau event khusus (seperti parade, pemilu, atau kerusuhan massal) juga akan memperkaya pengalaman.
Kesimpulan: Sebuah Udara Segar di Tengah Game Aksi Klise
The Precinct mungkin bukan game AAA dengan anggaran raksasa, tapi ia menawarkan sesuatu yang segar, unik, dan menyenangkan. Dengan kombinasi antara dunia terbuka, sistem patroli dinamis, dan aksi polisi-penjahat yang intens, game ini sukses menghidupkan fantasi menjadi penegak hukum di kota penuh tantangan. Tidak sempurna, namun penuh potensi.
Bagi pecinta game dengan nuansa retro-modern, penggemar simulasi polisi, atau sekadar mencari alternatif dari open world yang terlalu kompleks, The Precinct adalah pilihan yang layak dimainkan. Ia membuktikan bahwa menjadi polisi bisa sama mendebarkannya dengan menjadi pahlawan super atau tentara luar angkasa—asal dunia yang ia jaga dibuat hidup dan penuh cerita.