
Garudamuda.co.id – Seri Prince of Persia merupakan salah satu waralaba paling ikonik dalam sejarah industri video game. Pertama kali dirilis pada tahun 1989 oleh Jordan Mechner, game ini dikenal dengan gameplay platforming yang inovatif dan cerita petualangan yang khas Timur Tengah. Selama lebih dari tiga dekade, Prince of Persia mengalami berbagai transformasi, mulai dari grafis 2D klasik, 3D cinematic platformer, hingga permainan aksi modern dengan pengaruh besar dalam genre action-adventure. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, waralaba ini sempat “tertidur” karena lebih banyak perhatian Ubisoft tercurah kepada Assassin’s Creed.
Kehadiran The Rogue Prince of Persia pada tahun 2024 menjadi kejutan besar bagi banyak gamer. Alih-alih menghadirkan sekuel konvensional, Ubisoft mengambil langkah berani dengan menjadikan seri ini sebagai roguelite action platformer, bekerja sama dengan studio Evil Empire, pengembang Dead Cells. Konsep baru ini membawa napas segar, menggabungkan warisan klasik Prince of Persia dengan tren modern roguelite yang populer.
Esai ini akan membahas secara mendalam tentang The Rogue Prince of Persia, mulai dari latar belakang pengembangannya, gameplay, mekanik roguelite, desain seni, respon komunitas, hingga prospeknya dalam jangka panjang.
Latar Belakang dan Konsep Baru
Ubisoft memutuskan untuk menghidupkan kembali Prince of Persia dengan cara yang tidak biasa. Daripada hanya membuat remake atau melanjutkan formula lama, mereka memilih eksperimen genre. Bekerja sama dengan Evil Empire, yang sudah terbukti sukses lewat Dead Cells, Ubisoft mempercayakan pengembangan game baru dengan format roguelite.
Judul “The Rogue Prince of Persia” sendiri mengisyaratkan dua hal:
-
Rogue mengacu pada genre roguelite, yang identik dengan pertempuran berulang, level acak, dan progresi bertahap.
-
Prince of Persia tetap menjadi identitas inti, menghadirkan karakter pangeran yang tangkas, atletis, dan ahli dalam parkour serta pertarungan.
Konsep ini memungkinkan Ubisoft menghadirkan sesuatu yang segar, sekaligus memperluas audiens waralaba ke komunitas gamer modern yang gemar dengan tantangan roguelite.
Gameplay dan Mekanik Inti
Gameplay The Rogue Prince of Persia berfokus pada kombinasi platforming parkour dan pertempuran roguelite. Pemain mengendalikan sang Pangeran dalam dunia yang terus berubah, menghadapi berbagai musuh, jebakan, dan rintangan.
1. Parkour Sebagai Identitas Utama
Salah satu ciri khas Prince of Persia adalah parkour. Dalam game ini, elemen parkour menjadi inti mekanik yang membedakannya dari roguelite lain. Pemain bisa berlari di dinding, melompat akrobatik, menggunakan tiang, dan bergerak cepat melewati arena. Mobilitas tinggi ini memberikan dinamika yang segar dibanding roguelite lain seperti Hades atau Dead Cells.
2. Pertarungan Cepat dan Variatif
Selain parkour, pertarungan tetap menjadi elemen penting. Pemain bisa menggunakan pedang, tombak, panah, atau senjata lain dengan gaya bertarung yang fluid. Setiap senjata memiliki pola serangan berbeda, memungkinkan pemain memilih gaya sesuai preferensi.
3. Sistem Roguelite
Sebagaimana ciri roguelite, setiap kali pangeran gugur, permainan dimulai ulang, tetapi progres tertentu tetap tersimpan. Pemain bisa mengakses senjata baru, kemampuan tambahan, atau jalur cerita yang terbuka seiring berjalannya permainan. Hal ini menciptakan rasa pencapaian meskipun kematian sering terjadi.
4. Level yang Dinamis
Level dalam game dirancang semi-prosedural. Artinya, ada kombinasi desain buatan tangan dan elemen acak, sehingga tiap kali bermain, pengalaman terasa berbeda. Pemain harus beradaptasi dengan variasi arena dan tata letak musuh.
Desain Seni dan Estetika Visual
The Rogue Prince of Persia mengusung gaya visual 2D dengan nuansa komik animasi. Warna-warna cerah, kontras tajam, serta animasi halus menciptakan atmosfer unik.
Berbeda dengan Sands of Time yang cenderung sinematik realistis, game ini menonjolkan seni bergaya kartun yang penuh energi. Estetika ini sekaligus mendukung gameplay cepat, di mana setiap gerakan pangeran terlihat jelas dan memuaskan.
Inspirasi visualnya banyak diambil dari budaya Persia kuno, dengan ornamen, arsitektur, serta simbol-simbol khas yang memperkaya dunia game. Hal ini memberikan nuansa autentik, meski dikemas dengan sentuhan fantasi modern.
Meski roguelite sering kali lebih menekankan gameplay daripada narasi, The Rogue Prince of Persia tetap menawarkan elemen cerita.
Ceritanya berfokus pada pangeran yang berusaha menyelamatkan negerinya dari invasi pasukan musuh misterius. Setiap kematian sang pangeran tidak dianggap “game over”, melainkan bagian dari perjalanan naratif, seakan ia terus berusaha menaklukkan takdir.
Dengan sistem progresi, pemain perlahan akan membuka potongan cerita tambahan, mengungkap misteri dunia dan asal-usul musuh. Pendekatan ini mirip dengan Hades dari Supergiant Games, yang berhasil menggabungkan gameplay roguelite dengan narasi episodik.
Perbandingan dengan Game Roguelite Lain
Sebagai roguelite, The Rogue Prince of Persia jelas dibandingkan dengan judul-judul lain di genre ini.
-
Hades: Lebih menonjol pada narasi mendalam dan dialog interaktif.
-
Dead Cells: Fokus pada aksi cepat dan variasi senjata.
-
Rogue Legacy: Mengandalkan sistem warisan generasi.
Sementara itu, The Rogue Prince of Persia memiliki keunikan parkour sebagai pembeda utama. Mobilitas tinggi dan desain level vertikal membuatnya menonjol di tengah banyak roguelite lain.
Respon Komunitas dan Kritik
Sejak diumumkan, game ini memicu reaksi beragam.
-
Positif: Banyak gamer memuji keberanian Ubisoft mencoba hal baru. Desain visual dan gameplay parkour dianggap segar.
-
Negatif: Sebagian fans klasik kecewa karena berharap remake Sands of Time atau sekuel tradisional, bukan eksperimen roguelite.
Namun, secara umum, komunitas roguelite menyambut baik karena game ini menawarkan variasi dari formula biasa.
Kehadiran The Rogue Prince of Persia bisa menjadi tonggak baru bagi waralaba. Jika sukses, Ubisoft mungkin akan melanjutkan seri ini dengan ekspansi roguelite lebih jauh atau bahkan menciptakan spin-off lain.
Selain itu, game ini berpotensi menarik pemain baru yang sebelumnya tidak mengenal Prince of Persia, terutama generasi muda yang akrab dengan genre roguelite.
Kesimpulan
The Rogue Prince of Persia adalah bukti bahwa waralaba lama bisa berevolusi dengan berani. Alih-alih hanya mengulang formula lama, Ubisoft bersama Evil Empire menghadirkan sesuatu yang segar: perpaduan parkour khas Prince of Persia dengan gameplay roguelite yang modern.
Dengan desain visual energik, pertarungan dinamis, narasi episodik, serta level yang penuh variasi, game ini mampu memikat baik penggemar lama maupun pemain baru. Meski sempat menuai kontroversi, langkah ini justru membuktikan bahwa waralaba klasik tetap relevan di era sekarang dengan cara beradaptasi.
The Rogue Prince of Persia bukan sekadar spin-off; ia adalah eksperimen berani yang berpotensi membuka babak baru dalam sejarah panjang Prince of Persia.
