
Garudamuda.co.id – Setelah hampir tiga dekade menjadi identik dengan nama “FIFA”, EA Sports membuat keputusan berani: melepaskan lisensi dari badan sepak bola dunia itu dan membentuk identitas baru untuk seri game sepak bola digital mereka, yakni EA Sports FC 26.
Keputusan ini mulai dijalankan pada tahun 2023 dengan peluncuran EA Sports FC 24, yang secara umum mendapat sambutan hangat meskipun terdapat tantangan dan penyesuaian. Kini, menjelang peluncuran EA Sports FC 26, para penggemar bersiap menyambut sekuel penting yang diyakini akan menentukan arah masa depan waralaba ini.
Dengan reputasi besar dan komunitas global yang aktif, EA memiliki tantangan besar: mempertahankan kejayaan tanpa nama “FIFA”, sekaligus mendorong inovasi dan memperluas ekosistem permainannya.
Menjaga Identitas Setelah Perpisahan dengan FIFA
EA Sports FC 26 merupakan judul ketiga dalam era pasca-FIFA. Perubahan nama ini bukan sekadar kosmetik, tetapi menandai perubahan arah bisnis, filosofi desain, dan struktur lisensi dalam game.
Tanpa FIFA, EA tak lagi harus mengikuti batasan tertentu dari organisasi sepak bola dunia itu, membuka peluang lebih besar untuk bereksperimen dengan fitur baru, format permainan, hingga lisensi klub dan liga alternatif.
Meski begitu, EA tetap mempertahankan kerja sama lisensi dengan ratusan klub besar dunia, termasuk Premier League, La Liga, Serie A, Bundesliga, hingga MLS. Ini menjadikan FC 26 tetap sebagai representasi paling lengkap dari sepak bola dunia meski tanpa label resmi “FIFA”.
Dalam konteks ini, EA Sports FC 26 diharapkan akan semakin membentuk jati diri uniknya—tidak lagi sekadar sebagai penerus FIFA, melainkan sebagai franchise sepak bola yang benar-benar independen dan berkarakter kuat.
Fitur Gameplay Baru: Realisme yang Semakin Mendalam
Salah satu daya tarik utama FC 26 adalah pembaruan pada mekanisme gameplay. EA terus mengembangkan teknologi HyperMotion, yang kini mencapai generasi keempat (HyperMotion V), memungkinkan animasi yang lebih realistis, pergerakan pemain yang lebih dinamis, serta respons bola yang lebih natural. Fitur ini secara eksklusif dioptimalkan untuk konsol generasi terbaru seperti PlayStation 5, Xbox Series X|S, dan PC dengan spesifikasi tinggi.
AI pemain kini lebih adaptif dalam membaca situasi pertandingan, dengan kemampuan mengatur formasi otomatis, menekan lawan, atau melakukan transisi cepat berdasarkan gaya main lawan. EA juga menyempurnakan sistem dribble, tackling, dan tendangan bebas agar lebih responsif terhadap input pemain tanpa mengorbankan realisme.
Mode kamera juga mendapatkan perombakan besar, dengan opsi sinematik baru yang menghadirkan atmosfer stadion lebih hidup. Penonton dalam stadion kini memiliki animasi tersendiri yang merefleksikan emosi pertandingan, memberikan sensasi pertandingan besar yang lebih intens.
Ultimate Team 2.0: Evolusi Monetisasi dan Koleksi Digital
Seperti biasa, Ultimate Team (UT) tetap menjadi jantung dari EA Sports FC. Dalam FC 26, EA memperkenalkan sistem “Ultimate Team 2.0” yang berfokus pada penyempurnaan sistem kartu, chemistry, dan monetisasi mikrotransaksi. Salah satu perubahan besar adalah hadirnya sistem cross-generational player evolution, memungkinkan kartu pemain ditingkatkan seiring progres di musim permainan tanpa perlu membuang kartu lama.
EA juga memperkenalkan fitur baru bernama Player Moments+, yaitu kartu dinamis yang berkembang sesuai performa pemain di dunia nyata—mirip sistem live update, tetapi lebih terfokus. Hal ini mendorong pemain untuk membangun tim berdasarkan data dan tren sepak bola aktual.
Namun, monetisasi masih menjadi sorotan. Meski EA menjanjikan lebih banyak cara untuk mendapatkan pemain secara gratis melalui tantangan mingguan dan reward, sistem loot box alias packs tetap menjadi inti dari Ultimate Team, memicu kritik dari berbagai kalangan soal etika pay-to-win.
Karier Mode: Dinamika Manajerial yang Lebih Canggih
Salah satu mode paling disukai pemain solo adalah Career Mode, dan FC 26 menawarkan peningkatan signifikan di sektor ini. EA memperkenalkan sistem Decision Tree Managerial, yang memungkinkan pemain membuat keputusan kompleks sebagai manajer klub—mulai dari negosiasi kontrak sponsor, kebijakan transfer jangka panjang, hingga pengaruh ke akademi muda.
Mode ini kini dilengkapi AI Staff Delegation, memungkinkan pemain mendelegasikan tugas pada asisten pelatih, analis performa, atau direktur olahraga. Hasil dari tiap keputusan tidak hanya memengaruhi performa tim, tetapi juga nilai komersial dan reaksi suporter, memberikan simulasi manajemen klub yang lebih holistik.
Bagi pemain yang memilih menjadi atlet, Career Mode versi pemain kini dilengkapi fitur Training Personality System, di mana gaya latihan memengaruhi perkembangan karakter. Pemain yang berlatih keras di gym akan punya fisik kuat, sementara yang fokus pada teknik akan lebih piawai dalam skill move. Pilihan ini memberikan nuansa RPG ringan dalam Career Mode.
Lisensi Klub dan Liga: Tetap Dominan di Pasar Global
Meskipun tidak lagi bekerja sama dengan FIFA, EA Sports FC 26 tetap menjaga dominasinya dalam urusan lisensi resmi klub dan liga. EA telah memperpanjang kerja sama eksklusif dengan Premier League, Bundesliga, La Liga, Ligue 1, Serie A, MLS, Eredivisie, dan banyak liga lainnya. Hal ini memungkinkan FC 26 menampilkan logo, stadion, kostum, dan pemain asli dari lebih dari 700 klub.
EA juga mulai merambah lebih banyak liga wanita, termasuk National Women’s Soccer League (NWSL) di AS dan FA Women’s Super League di Inggris. Ini mencerminkan langkah progresif EA dalam menghadirkan kesetaraan dan representasi dalam dunia game sepak bola.
Selain itu, rumor menunjukkan bahwa FC 26 akan menambahkan lisensi resmi untuk klub-klub top dari Brasil, Jepang, dan Arab Saudi—menyesuaikan dengan tren globalisasi sepak bola yang semakin luas.
Mode Volta dan Clubs: Menghidupkan Sosial dan Gaya Bebas
Mode Volta Football kembali hadir di FC 26 dengan penyegaran besar. Kini, Volta lebih mirip game sepak bola jalanan mandiri dengan fitur skill tree, event mingguan, sistem battle pass, dan misi story mode terbatas. EA ingin menjadikan Volta sebagai arena eksplorasi gaya bebas, aksi trik, dan ekspresi diri, lengkap dengan kustomisasi karakter dan item kosmetik yang beragam.
Sementara itu, Clubs (dulu dikenal sebagai Pro Clubs) kini diperkuat oleh integrasi lintas platform penuh. Pemain dari berbagai konsol kini dapat membentuk tim, berlatih, dan bertanding bersama. EA juga memperkenalkan sistem Club Seasons dengan sistem promosi-degradasi dinamis serta leaderboard antar-klub global, yang diharapkan meningkatkan daya saing dan keseruan mode ini.
Teknologi dan Crossplay: Semakin Terbuka dan Terhubung
EA Sports FC 26 melanjutkan komitmen untuk crossplay lintas platform, tidak hanya dalam Ultimate Team dan Clubs, tetapi juga Career Mode dan Volta. Pemain PlayStation, Xbox, dan PC dapat bermain bersama, asalkan berada di generasi perangkat yang sama. EA juga mulai mengeksplorasi cloud gaming dan integrasi dengan platform seperti Steam Deck, GeForce Now, dan bahkan perangkat mobile untuk fitur companion app.
Dari sisi grafis dan teknis, FC 26 menggunakan versi terbaru dari Frostbite Engine, dengan peningkatan pada efek pencahayaan dinamis, animasi rumput, ekspresi wajah pemain, dan cuaca dinamis yang berpengaruh ke gameplay. Mode cuaca ekstrem seperti hujan badai atau salju lebat kini memengaruhi kontrol bola dan stamina pemain, memberikan tantangan baru di lapangan.
Tantangan dan Kritik: Masih Ada yang Harus Dibenahi
Meski banyak peningkatan, FC 26 tidak lepas dari kritik dan tantangan. Beberapa pemain mengeluhkan bahwa mekanisme permainan terlalu bergantung pada kecepatan dan skill move, menjadikan gameplay tidak realistis terutama dalam kompetisi daring. Masalah server, delay input, dan deteksi pelanggaran yang inkonsisten juga masih menjadi sorotan.
Sementara itu, monetisasi dalam Ultimate Team terus mendapat tekanan dari komunitas dan regulator. Di beberapa negara Eropa, sistem loot box yang digunakan EA dianggap berpotensi merugikan pemain muda dan disamakan dengan judi digital. EA kini diharapkan mengadopsi sistem monetisasi yang lebih transparan dan etis di masa depan.
Komunitas, Esports, dan Masa Depan FC
EA Sports FC 26 juga memperkuat ekosistem esports mereka dengan melanjutkan turnamen FC Pro, menggandeng liga-liga resmi untuk kompetisi nasional dan regional. Turnamen ini akan disiarkan secara global dan menawarkan hadiah yang lebih besar dari sebelumnya, sejalan dengan ambisi EA menjadikan FC sebagai cabang esports utama di tingkat internasional.
Di sisi komunitas, EA membuka jalur dialog yang lebih terbuka lewat sistem feedback mingguan, forum resmi, serta kolaborasi dengan kreator konten. Hal ini bertujuan untuk menjaga FC tetap responsif terhadap kebutuhan dan kritik pemain, serta memperkuat hubungan antara pengembang dan penggemar.
Dengan roadmap yang mencakup pembaruan musiman, mode kolaboratif baru, dan kemungkinan integrasi teknologi seperti AI untuk analisis pertandingan otomatis, masa depan EA Sports FC terlihat menjanjikan meski penuh tantangan.
Kesimpulan: FC 26 sebagai Pilar Era Baru Game Sepak Bola
EA Sports FC 26 bukan sekadar lanjutan dari seri game olahraga ternama. Ia adalah manifestasi dari transisi besar yang dijalani EA Sports: dari keterikatan lisensi FIFA menuju kebebasan kreatif dan komersial yang lebih luas.
Dengan fitur gameplay yang diperbarui, sistem lisensi yang tetap kuat, integrasi lintas platform, serta ambisi memperluas ekosistem esports, FC 26 diposisikan sebagai landmark dalam sejarah game sepak bola digital.
Meskipun masih menghadapi tantangan, terutama dalam hal monetisasi dan keadilan kompetitif, FC 26 telah menunjukkan bahwa era pasca-FIFA bukanlah akhir dari kejayaan EA Sports—melainkan awal dari kemungkinan yang lebih luas. Game ini tidak hanya akan menjadi standar baru dalam simulasi sepak bola, tetapi juga cerminan bagaimana industri game terus berevolusi menghadapi tuntutan zaman.
