Shadow

Law of the Game Sepak Bola Terbaru Menurut IFAB

Garudamuda.co.id – Sepak bola adalah olahraga yang paling populer di dunia, dimainkan oleh jutaan orang di berbagai belahan dunia. Law Of The Game diperlukan agar permainan ini berjalan adil, aman, dan konsisten, diperlukan seperangkat aturan yang mengatur segala aspek permainan.

Aturan-aturan ini dikenal sebagai “Law of the Game” (Hukum Permainan), yang dikelola dan dikembangkan oleh International Football Association Board (IFAB). IFAB adalah badan yang bertanggung jawab untuk menentukan dan mengubah aturan sepak bola secara global.

Postingan ini akan membahas secara mendalam tentang Law of the Game menurut IFAB, termasuk sejarah, struktur, dan aturan-aturan utama yang mengatur permainan sepak bola.

Sejarah IFAB dan Law of the Game

IFAB didirikan pada tahun 1886 oleh empat asosiasi sepak bola dari Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Tujuan utama IFAB adalah untuk menciptakan dan memelihara aturan yang seragam untuk permainan sepak bola. Pada tahun 1904, FIFA (Fédération Internationale de Football Association) bergabung dengan IFAB, dan sejak itu, IFAB menjadi badan yang bertanggung jawab untuk mengatur aturan sepak bola di seluruh dunia.

Law of the Game pertama kali diterbitkan pada tahun 1863 oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA). Sejak itu, aturan-aturan tersebut telah mengalami berbagai perubahan dan penyempurnaan untuk mengikuti perkembangan permainan dan kebutuhan pemain, wasit, dan penonton.

Struktur Law of the Game

Law of the Game terdiri dari 17 aturan utama yang mencakup segala aspek permainan sepak bola. Setiap aturan dirancang untuk memastikan bahwa permainan berjalan dengan adil, aman, dan menghibur. Berikut adalah struktur dan penjelasan singkat tentang 17 aturan tersebut:

  1. Lapangan Permainan (The Field of Play)
    Aturan ini mengatur ukuran dan tanda lapangan sepak bola, termasuk garis-garis, area gawang, dan area penalti. Lapangan harus berbentuk persegi panjang dengan panjang 90-120 meter dan lebar 45-90 meter.
  2. Bola (The Ball)
    Aturan ini menentukan spesifikasi bola yang digunakan dalam pertandingan, termasuk ukuran, berat, dan tekanan udara. Bola harus berbentuk bulat, terbuat dari bahan yang sesuai, dan memiliki keliling 68-70 cm.
  3. Jumlah Pemain (The Players)
    Setiap tim terdiri dari 11 pemain, termasuk satu penjaga gawang. Pertandingan tidak dapat dimulai jika salah satu tim memiliki kurang dari 7 pemain. Aturan ini juga mengatur tentang pergantian pemain dan prosedur yang harus diikuti.
  4. Peralatan Pemain (The Players’ Equipment)
    Pemain harus memakai seragam yang terdiri dari kaus, celana pendek, kaos kaki, sepatu, dan pelindung tulang kering. Penjaga gawang harus memakai seragam yang berbeda warna dari pemain lain dan wasit.
  5. Wasit (The Referee)
    Wasit adalah otoritas tertinggi di lapangan yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan dan memastikan pertandingan berjalan dengan adil. Wasit memiliki wewenang untuk memberikan kartu kuning atau merah, menghentikan pertandingan, dan mengambil keputusan akhir.
  6. Asisten Wasit (The Assistant Referees)
    Asisten wasit membantu wasit dalam mengawasi pertandingan, terutama dalam hal offside, lemparan ke dalam, dan tendangan sudut. Mereka juga dapat memberikan saran kepada wasit tentang insiden yang tidak terlihat.
  7. Durasi Pertandingan (The Duration of the Match)
    Pertandingan sepak bola terdiri dari dua babak, masing-masing berdurasi 45 menit, dengan istirahat 15 menit di antaranya. Wasit dapat menambahkan waktu tambahan (injury time) untuk mengkompensasi waktu yang hilang akibat cedera atau gangguan lainnya.
  8. Memulai dan Memulai Kembali Permainan (The Start and Restart of Play)
    Aturan ini mengatur tentang kick-off, yang dilakukan di awal pertandingan, setelah gol, dan di awal babak kedua. Kick-off dilakukan dari titik tengah lapangan.
  9. Bola Keluar dan di Dalam Permainan (The Ball In and Out of Play)
    Bola dianggap keluar jika seluruh bola melewati garis gawang atau garis samping. Bola tetap dalam permainan jika masih menyentuh garis atau berada di dalam lapangan.
  10. Metode Mencetak Gol (The Method of Scoring)
    Gol dicetak ketika seluruh bola melewati garis gawang antara tiang gawang dan di bawah mistar gawang, asalkan tidak ada pelanggaran yang dilakukan oleh tim yang menyerang.
  11. Offside (Offside)
    Aturan offside dirancang untuk mencegah pemain mengeksploitasi posisi mereka di lapangan. Seorang pemain dianggap offside jika mereka berada lebih dekat ke garis gawang lawan daripada bola dan pemain lawan kedua terakhir pada saat bola disentuh oleh rekan setimnya.
  12. Pelanggaran dan Perilaku Tidak Sportif (Fouls and Misconduct)
    Aturan ini mencakup berbagai jenis pelanggaran, seperti tackling yang berbahaya, handsball, dan perilaku tidak sportif. Wasit dapat memberikan kartu kuning atau merah tergantung pada tingkat keparahan pelanggaran.
  13. Tendangan Bebas (Free Kicks)
    Tendangan bebas diberikan sebagai hukuman atas pelanggaran. Ada dua jenis tendangan bebas: langsung (dapat langsung mencetak gol) dan tidak langsung (harus disentuh oleh pemain lain sebelum gol).
  14. Tendangan Penalti (Penalty Kicks)
    Tendangan penalti diberikan jika pelanggaran terjadi di dalam area penalti. Bola ditempatkan di titik penalti, dan hanya penjaga gawang dan penendang yang boleh berada di area penalti.
  15. Lemparan Ke Dalam (Throw-In)
    Lemparan ke dalam diberikan ketika bola keluar melalui garis samping. Pemain harus melempar bola dengan kedua tangan dari belakang kepala dan kedua kaki harus tetap di tanah.
  16. Tendangan Gawang (Goal Kick)
    Tendangan gawang diberikan ketika bola keluar melalui garis gawang dan terakhir disentuh oleh pemain lawan. Bola ditempatkan di area gawang dan ditendang oleh penjaga gawang atau pemain lain.
  17. Tendangan Sudut (Corner Kick)
    Tendangan sudut diberikan ketika bola keluar melalui garis gawang dan terakhir disentuh oleh pemain bertahan. Bola ditempatkan di sudut lapangan dan ditendang oleh pemain penyerang.

Peran IFAB dalam Mengembangkan Law

IFAB secara berkala mengadakan pertemuan untuk meninjau dan memperbarui Law of the Game. Proses ini melibatkan konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk asosiasi sepak bola, pelatih, pemain, dan wasit. Perubahan aturan biasanya didasarkan pada perkembangan permainan, masukan dari komunitas sepak bola, dan kebutuhan untuk meningkatkan keadilan dan keselamatan.

Beberapa perubahan penting dalam Law of the Game yang diperkenalkan oleh IFAB dalam beberapa tahun terakhir termasuk:

  • Penggunaan teknologi VAR (Video Assistant Referee) untuk membantu wasit dalam mengambil keputusan.
  • Perubahan aturan offside untuk memberikan kejelasan dan mengurangi kontroversi.
  • Penyesuaian aturan handsball untuk membedakan antara kontak yang disengaja dan tidak disengaja.
  • Pengenalan aturan tentang pergantian pemain akibat pandemi COVID-19.

Implikasi Peraturan Pada Game Bola

Law of the Game memiliki implikasi yang signifikan dalam permainan sepak bola, termasuk:

  1. Keadilan dan Konsistensi
    Aturan-aturan ini memastikan bahwa setiap pertandingan berjalan dengan adil dan konsisten, terlepas dari lokasi atau tingkat kompetisi.
  2. Keselamatan Pemain
    Aturan tentang pelanggaran dan peralatan pemain dirancang untuk melindungi keselamatan pemain dan mengurangi risiko cedera.
  3. Pengalaman Penonton
    Aturan yang jelas dan konsisten meningkatkan pengalaman penonton dengan memastikan bahwa pertandingan berjalan lancar dan menghibur.
  4. Pengembangan Sepak Bola
    Perubahan dan penyempurnaan aturan oleh IFAB membantu dalam mengembangkan sepak bola sebagai olahraga yang dinamis dan inovatif.

Penutupan Law Of The Game Terbaru

Law of the Game adalah fondasi yang memastikan bahwa sepak bola dimainkan dengan adil, aman, dan konsisten di seluruh dunia. Aturan-aturan ini, yang dikelola dan dikembangkan oleh IFAB, mencakup segala aspek permainan, dari ukuran lapangan hingga prosedur tendangan penalti.

Peran IFAB dalam meninjau dan memperbarui aturan sangat penting untuk mengikuti perkembangan permainan dan memenuhi kebutuhan pemain, wasit, dan penonton. Dengan memahami dan menghormati Law of the Game, kita dapat memastikan bahwa sepak bola tetap menjadi olahraga yang menghibur, kompetitif, dan inklusif bagi semua orang.